Dari aspek kualitas Sumber Daya Manusia, pandemi juga memukul tiga komponen utama pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yakni menurunkan kualitas kesehatan, menurunkan pendapatan per kapita dan menurunkan kualitas pendidikan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mempengaruhi degradasi kualitas SDM.
Ganjar pun mengungkapkan strategi penanganan stunting yang diharapkan dapat menurunkan kasus stunting khususnya di Jawa Tengah. Di antaranya pendekatan Continuum of Care dan Life Cycle untuk mengawal setiap tahap hidup manusia, melakukan pendekatan keluarga, menyiapkan remaja sehat, pemberian tablet tambah darah remaja putri serta pelayanan kesehatan reproduksi untuk calon pengantin.
“Pendidikan seks ini penting, Bapak Ibu sehingga anak-anak tidak mencari secara liar,” kata Ganjar.
Menurutnya pendidikan seks yang sehat bisa didapat dari pemahaman agama yang sesuai. Pemerintah Provinsi Jawa tengah telah melakukan berbagai upaya percepatan pencegahan stunting di kabupaten kota.
Diawali dengan mengawal Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting, dimana Gubernur menginginkan ketersediaan data yang benar dan jujur. Pihaknya juga telah menerbitkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 34 Tahun 2019 tentang Percepatan Pencegahan Stunting di Jawa Tengah.
Selain itu dilakukan juga peningkatan kapasitas bagi kabupaten/kota dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting.
Diskusi dengan Gubernur
Dalam kesempatan tersebut Ganjar berdiskusi dengan Kepala Desa Igirmranak Kecamatan Kejajar Joko Tri Sadono perihal peran Kampung KB di wilayahnya yang berhasil menurunkan kejadian stunting.
Pada tahun 2019, terdapat 18 balita dan 3 baduta stunting dari 80 yang ada. Jumlahnya berhasil diturunkan menjadi 9 balita dan 1 baduta dari 64 anak di tahun 2021.