SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menyiapkan ribuan sandbag sebagai langkah darurat terhadap tanggul-tanggul kritis di sejumlah titik rawan banjir.
Sandbag tersebut digunakan untuk memperkuat tanggul dan meninggikan talud guna mencegah limpasan air yang berpotensi menggenangi pemukiman dan area pertanian.
Kepala DPU Kota Semarang, Suwarto, menjelaskan bahwa karung pasir sangat diperlukan untuk menangani titik-titik tanggul kritis, terutama di Plumbon, Kudu, serta Jalan Raya Kaligawe.
“Kita memang dalam mengatasi banjir ini memerlukan banyak sandbag untuk melapis tanggul-tanggul yang kritis seperti di Plumbon, kemudian yang titik jebol juga seperti di Plumbon, juga untuk peninggian talud-talud yang limpas airnya seperti di Jalan Raya Kaligawe dan di Kudu,” ungkapnya, Senin 10 Februari 2025.
Saat ini, lebih dari 2.000 karung pasir telah dipasang di tiga wilayah tersebut. Suwarto menyebutkan bahwa distribusi sandbag dilakukan secara bertahap dengan memanfaatkan material yang tersedia di lokasi-lokasi strategis.
“Di samping pembuatan sandbag di Plumbon dan Kudu, kita juga membuat di Kali Semarang, di Rumah Pompa Kali Semarang karena ada material pengerukan sedimen,” ujarnya.
Menurutnya langkah darurat ini perlu diambil guna mengantisipasi potensi banjir yang semakin meluas.
“Ini untuk penanganan darurat, jadi sifatnya sementara. Seperti di Plumbon kemarin, sebelum dilakukan penanganan secara permanen oleh BBWS Pemali-Juana, kita tidak membiarkan tanggul yang jebol itu,” tandas Suwarto.
Proses pengerjaan sandbag dilakukan dengan pengisian tanah atau pasir ke dalam karung, kemudian diangkut menggunakan truk dump ke lokasi-lokasi terdampak.