WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Jawa Tengah memperingati Hari Keluarga Nasional Ke-28 secara sederhana, terbatas dan secara daring, Sabtu (3/7), di Pendopo Kabupaten Wonosobo.
Acara peringatan Harganas Jawa Tengah bertajuk “Sosialisasi Pendewasaan Usia Perkawinan”, yang juga hadir secara virtual Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng drg. Widwiono, M.Kes, dan Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dipl. Com.
Sedangkan Bupati Wonosobo H. Afif Nurhidayat, S.Ag hadir secara pribadi di tempat tersebut. Kabupaten Wonosobo merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa Tengah dengan prevalensi stunting dan pernikahan usia anak yang tinggi.
Hal ini menandakan belum meratanya akses informasi kepada daerah-daerah tertentu di Kabupaten Wonosobo. Hal ini menjadi latar belakang mengapa Peringatan Harganas diselenggarakan di Kabupaten Wonosobo. Acara ini sendiri mengsusung konsep tilik Kampung KB secara Virtual.
Dalam papaarannya, Gubernur Jawa Tengah mengkhawatirkan pertambahan kasus stunting pada masa pandemi ini karena terabaikannya gizi balita dan ibu hamil.
Saat ini menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah telah ada 156. 549 balita yang mengalami stunting. Hasil dari pengukuran terhadap 1.074.641 balita pada Bulan Februari.
“Saya khawatir asupan gizi khususnya pada ibu hamil pada saat pandemi ini terabaikan, maka yuk jogo tonggo-nya digerakkan, yuk kita data semua yang hamil, yuk kita bantu yuk nggak sulit tiap hari makan telur begitu, dikasih vitamin, tidak sulit agar kemudian bisa kita cegah,” kata Ganjar.
Kekhawatiran tersebut beralasan, sebab pada semester I tahun 2020 lalu, angka kematian ibu mencapai 238 kasus, angka kematian bayi 2310 kasus, sedangkan angka kematian balita 2691 kasus.