Joko mengatakan, langkah yang diambil untuk menurunkan stunting di antaranya dengan pemanfaatan dana desa untuk pemenuhan gizi dan PMT ibu hamil bahkan hingga warganya yang lansia. Gubernur mengapresiasi upaya Joko dan akan berkunjung ke desanya apabila situasi sudah memungkinkan.

Bupati Wonosobo mengakui bahwa masih tingginya angka pernikahan anak di wilayahnya dikarenakan masih ada pernyataan banyak anak banyak rejeki. Selain itu masih banyak anak-anak yang tidak dapat meneruskan pendidikan. Tercatat ada 718 laki-laki dan 2191 perempuan yang menikah dibawah usia 21 tahun.

“Seperti yang bapak Ibu ketahui, Wonosobo merupakan kota yang cukup dingin, kadang masih ada statemen-statemen dari tokoh agama dan tokoh masyarakat banyak anak-banyak rezeki kemudian masih ada anak-anak kami yang tidak bisa meneruskan pendidikan yang lebih tinggi,” ucap Bupati terkait latar belakang tingginya angka perkawinan anak yang menjadi biang keladi banyaknya kasus stunting.

“Sosialisasi yang dilakukan teman-teman (pemerintah -red) sudah maksimal tapi yang merasuk dalam sanubari adik-adik kita, ibu-ibu kita di pedesaan, sehingga tidak memungkinkan mereka menerima edukasi,” lanjut Afif.

“Inilah yang menjadi PR bagi kami sehingga terus pemerintah selalu hadir untuk memberikan edukasi, penyuluhan termasuk di dalamnya kami juga aktif bekerja sama dengan Kementerian Agama, kita berikan narasi-narasi termasuk di dalamnya khotbah Jumat dan khotbah di gereja”, ungkapnya.

Deputi Pengendalian Penduduk menanggapi kondisi di Wonosobo dengan saran agar mengoptimalkan wajib belajar 12 tahun.
“Banyak wilayah yang mengawal wajib belajar 12 tahun ini paling tidak anak perempuan terutama, itu bisa terselamatkan sampai usia 19 tahun. Jadi dia tidak boleh drop out sama sekali”, kata Deputi.

Untuk menunggu sampai usia 21 tahun menurut Deputi perlu disiapkan kegiatan-kegiatan ekonomi produktif untuk para remaja. Dalam Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja juga telah ada kegiatan life skill namun belum terlalu aktif.

Dengan langkah ini maka usia telah matang, begitu pun dengan ekonominya lebih siap demikian pula dengan emosinya. Terkait stunting, Deputi juga mendorong penguatan KB pascapersalinan untuk memberikan jarak kelahiran sehingga pemenuhan gizi 100 hari pertama kehidupan dapat terpenuhi sebelum kelahiran anak selanjutnya.

Kaper BKKBN Jateng drg. Widwiono, M.Kes mengatakan bahwa seyogyanya pelaksanaan peringatan Harganas akan dilaksanakan di Kampung KB Igirmranak, namun karena kondisi akibat pandemi yang tidak memungkinkan maka dipindahkan di kompleks pendopo dengan jumlah peserta terbatas.

Danone Peduli Pencegahan Stunting
Program Pencegahan Stunting memerlukan dukungan berbagai pihak tak terkecuali swasta. Danone Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki komitmen tinggi pada program ini.

Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera galuh Sugijanto menyampaikan berbagai program dan inisiasi yang dilakukan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaannya.

“Permasalahan stunting kalau tidak ditangani, apalagi pada masa pandemi saat ini tentu kita akan menghadapi lost generation, baik dari segi kesehatan maupun pendidikannya”, kata Vera.

Stunting harus ditangani secara menyeluruh, tidak saja intervensi secara gizi dan nutrisinya tetapi juga harus diiringi dengan gaya hidup yang sehat, pola makan dan minum yang baik.

“Perlu kerja sama multipihak tidak saja mitra, pemerintah dan swasta tetapi juga masuk pada mereka elemen di dalam keluarganya”, lanjut Vera.

Ia mengatakan bahwa Danone Indonesia memiliki visi untuk bisa membawa kesehatan melalui makanan dan minuman ke sebanyak mungkin orang. Dengan misi one planet one health pihaknya percaya bahwa menangani stunting berarti juga harus menangani masalah kesehatan dan masalah lingkungannya.

“Dalam payung bersama cegah stunting kami mengedepankan edukasi jangka panjang, tidak saja masalh tantangan gizi namun juga gaya hidup sehat dan lingkungan. Yang disasar tidak hanya anak-anak, juga remaja hingga ibu hamil dan menyusui”, kata Vera.

“Ada mitra-mitra yang berjalan bersama kami baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, organisasi profesi dan juga lembaga swadaya masyarakat”, lanjutnya.

Beberapa program Danone Indonesia yakni, “Isi Piringku” bersama fakultas Ekologi IPB sejak 2017 mengenai edukasi gizi seimbang, Program Generasi Sehat Indonesia (GESIT) edukasi gizi bagi remaja sebagai calon orang tua dengan pilot project sejumlah SMP dan SMA di Jawa Barat, Tangkap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting (Tangkas) dengan total penerima manfaat lebih 1300 jiwa (2019) dan 1150 jiwa (2020). Danone juga tengah melakukan finalisasi penandatanganan MoU dengan BKKBN Pusat yang akan dilaksanakan pekan depan.

wied

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini