blank
AKBP Wahyu Nugroho Setyawan.

Oleh : Hadi Priyanto

Ramah dan cepat memberikan respon adalah kebiasaan     AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K, M.PICT., M.Krim.. Itu pula yang saya rasakan sejak mengenal pria yang lahir di Boyolali 19 Maret 1982 ini   saat menjadi Kapolres Jepara 27 Maret 2023.

Sebagai seorang jurnalis saya mendapatkan pelayanan yang cepat atas informasi yang perlu saya konfirmasikan kepada orang nomor satu dijajaran Polres Jepara itu. Walaupun pertanyaan hanya saya kirim melalui pesan WhatsApp

Kecepatan pelayanan terhadap masyarakat  memang  menjadi salah satu obsesi  alumni Macquarie University Australia dan Universitas Indonesia ini.  Bahkan kini  laporan atau  meminta informasi  ke Polres Jepara menjadi semudah menggerakkan jari tangan. Sebab pada Mei 2023 ia luncurkan Layanan Kepolisian Polres Jepara SIRAJU, WhatsApp Virtual  Asisstent di Nomor: 081.289.4040.  Kecepatan pelayanan terhadap warga juga menjadi salah satu kelebihan kepemimpinan  Wahyu

Ramah juga menjadi salah satu sifat yang melekat pada pribadi pasangan Septi Wulansari, yang akrab disapa Wulan. Sikap seperti ini  juga dirasakan oleh Satpam Duta Mode Jepara saat Wahyu belanja ke toko yang dijaganya. “Beliau sangat ramah dan selalu menyapa kami. Bahkan dari jauh sudah memberikan senyuman,” ujarnya

Dari pernikahan Wahyu – Wulan, mereka dikarunia 4 orang putra, Aqila Harun Setyadinata, Kaisar Harun Setyawan, Judan Afkar Setyawan dan Rafka Rafisqy Setyawan. “Walaupun secara fisik jarang bertemu, saya mencoba menjaga kualitas komunikasi,” ujar Wahyu suatu saat. Memang bagi Wahyu keluarga memiliki arti besar dalam kehidupannya, termasuk perjalanan karier sebagai seorang Bhayangkara Negara.

Karena itu setelah ayahandanya berpulang kerahmatullah Desember 2020, apabila ada waktu libur ia berusaha menengok ibunya yang tinggal di Boyolali.  Ibu dalam pandangan Wahyu adalah  sosok yang harus dimuliakan. Ia juga menanamkan nilai itu kepada keempat putranya.

Kedekatan Wahyu dengan kelompok disabilitas menurut saya juga muncul dari hati yang ingin melayani. Tak sekedar seremonial sebagai seorang kapolres. Ia dekat dengan para atlet Jepara yang tergabung dalam NPCI. Bahkan mengulurkan tangan ketika organisasi ini memerlukan bantuan. “Beliau selalu menebarkan optimisme dan semangat,” ujar Asrori, ketua National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI)  Jepara

Kedekatan yang sama juga ditunjukkan oleh Wahyu dengan komunitas  disabilitas di sanggar inklusi Prabu Florist asuhan seniman seni rupa Imam Hadi Prayitno. Bahkan Wahyu telah  memberikan “panggung” dan perhatian anak-anak  disabilitas untuk berekspresi melalui penampilan karya dan juga lelang hasil karya mereka.

Wahyu juga memiliki kedekatan dengan Ramdan, seorang bocah difabel yang memiliki keterampilan melukis dari Desa Kunir. Bahkan saat peresmian renovasi sanggar Prabu Florist yang dibantu Wahyu, Ramdan  yang tidak memiliki kaki dan tangan yang utuh, tiba-tiba menyusul duduk disebelah kanan Wahyu. Mereka berdua kemudian nampak bercakap-cakap.

Jauh sebelumnya saat menjabat Kapolres Sukoharjo, ia juga sudah mengangkat seorang difabel bernama Damara menjadi pegawai tidak tetap di Mapolres Sukoharjo. Bahkan kini Damara telah lulus Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana dan bekerja di Akpol Semarang. “Saya selalu mengenang kebaikan beliau hingga saya bisa menjadi seorang polisi,” ujar Damara yang sejak tahun 2018 menjadi atlet Paralimpik Sukoharjo.

Saat mulai bertugas di Jepara Wahyu juga mengangkat pegawai dari kelompok disabilitas melalui seleksi. Yang diterima adalah Indriyani Setyaningrum warga Desa Ngeling.

Wahyu yang lahir dari keluarga guru bernama H. Subadri juga memberikan perhatian terhadap pelajar dan mahasiswa. Ia  sering mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Jepara. Juga membangun komunikasi dengan kalangan guru. Tujuannya untuk memberikan nasihat dan menjauhkan anak-anak dari kenakalan remaja, mengembangkan sikap disiplin dan cinta bangsa. “ Beliau  penuh perhatian dan humble,”  ujar Amaliyatul Hidayah Rofiq, Presiden BEM Unisbank Semarang yang juga Duta Bahasa Jateng.  Ia pernah menjadi narasumber bersama Wahyu dalam Pelatihan Jurnalistik bagi pelajar.

Salah satu yang merasakan motivasi dan perhatian khusus dari Wahyu adalah Edi Mustofa, dari perpustakaan R.A Kartini Welahan. Ia bukan saja pernah mendapatkan buku bantuan dari Wahyu, tetapi Wahyu juga selalu  memberikan respon  cepat  terhadap pesan yang dikirimkan.

Perhatian Wahyu  terhadap gagasan dan spirit RA Kartini juga ditunjukkan dengan mendirikan Kampung Kartini Tangguh di Desa Tegalsambi. Gagasan orisinil yang muncul dari Wahyu ini ingin memberdayakan perempuan agar ambil bagian dalam menangani persoalan sosial di desa. “Spiritnya diambil dari gagasan dan semangat RA Kartini,” ujar Agus Santoso Kepala Desa Tegalsambi yang oleh Wahyu disebut sebagai kepala desa yang progresif.

Wahyu yang kini sedang menjalani proses mutasi ke Mabes Polri menurut saya memang telah menjalankan  tugasnya sebagai bhayangkara negara  di Jepara. Bahkan   jauh melampaui fungsi dan tugasnya. Namun tentu ada kekurangan yang menyertainya.  Yang terbaik bukan dia yang datang dengan kelebihannya, melainkan dia yang tidak pergi dengan segala kekurangan, karena ia  mau terus belajar

Banyak capaian yang diraih oleh Polres Jepara semasa kepemimpinannya. Namun yang lebih utama adalah persepsi masyarakat terhadap kinerja pelayanan Polres Jepara yang menunjukkan trend peningkatan yang cukup signifikan di bawah kepemimpinan AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, S.I.K, M.PICT., M.Krim. Tingkat kepuasaan masyarakat  terhadap kinerja Kepolisian Resort Jepara  bahkan mencapai 82,9 persen.

Penulis adalah Wartawan SUARABARU.ID