WONOGIRI (SUARABARU,ID) – Padusan, adalah ritual sesuci dengan cara mandi jamas yang dilakukan untuk menyongsong datangnya Bulan Suci Ramadhan. Bagi masyarakat Jawa yang beragama Islam, kedatangan Bulan Suci Ramadhan disambut dengan sikap dan niat suci.
Di Kabupaten Wonogiri, Jateng, setidak-tidaknya ada dua tempat wisata spiritual yang dianggap sakral untuk melaksanakan tradisi padusan. Pertama, di Sendang Siwani, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Kedua, di Kedung (lubuk) Pasiraman (pemandian) Kali Kahyangan, Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.
Sendang Siwani, dikenal sebagai petilasan pertapaan Pangeran Sambernyawa atau RM Said. Pendiri dinasti Mangkunegaran ini, ketika berjuang melawan ketidakadilan keraton dan perang dengan penjajah Belanda, pernah bertapa di Sendang Siwani. Itu dilakukan, setelah beberapakali pertempuran, Laskar Sambernyawa mengalami kekalahan.
Saat bertapa di Sendang Siwani, RM Said mendapatkan wangsit melihat perkelahian Kerbau (Kebo) Bule (putih) dengan Kerbau Wulung (hitam). Kerbau Wulung kalah, tapi kemudian gupak (berlumpur) di kubungan lumpur beriar buangan air dari Sendang Siwani. Eloknya, mampu bangkit lagi dan akhirnya mampu mengalahkan Kerbau Bule.
Dari wangsit tersebut, semua prajurit Sambernyawa kemudian diperintahkan untuk mandi air di Sendang Siwani. Aura air Sendang Siwani, memberikan kebangkitan semangat para prajurit Sambernyawa, untuk melanjutkan perang. Hasilnya, berulangkali melakukan pertempuran, prajurit Sambernyawa selalu menang.
Untuk Kedung Pasiraman Kahyangan di Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, disebutkan sebagai petilasan pertapaan Danang Suta Wijaya atau Panembahan Senapati. Yakni tokoh pendiri dinasti Mataram Islam di Tanah Jawa. Dulu, di Kedung Pasiraman Kahyangan ada batu kambang (batu apung) berukuran besar, yang mengambang di permukaan air lubuk Kali Kahyangan. Yang itu digunakan untuk duduk bertapa Danang Sutawijaya.
Rendezvous
Di atas batu apung tersebut menjadi tempat rendezvous (petemuan) Danang Sutawijaya dengan Ratu Kidul. Sampai muncul kesepakatan, Ratu Kidul siap membantu Danang Sutawijaya menjadi Raja di Tanah Jawa.

Budayawan Jawa peraih Anugerah Bintang Budaya Kanjeng Raden Arya (KRA) Drs Pranoto Adiningrat MM yang Abdi Dalem Keraton Surakarta, menyatakan, bila memilih dua tempat tersebut harus dilandasi dengan hati yang bersih, dan jangan lupa meminta izin ke juru kunci. Bekal hati bersih diperlukan, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti mengalami kecelakaan tenggelam, atau meninggal tatkala bertapa di Kahyangan Dlepih.
Pranoto yang mantan Kepala Dinas Pariwista Pemuda Olahraga (Disparpora) Kabupaten Wonogiri, berpengalaman menemani rombongan para Abdi Dalem dari Kasultanan Ngayogyakarta. Mereka datang untuk menunaikan hajat Ngarso Dalem, mengadakan Labuhan di Kahyangan Dlepih.
Dalam Buku Tata Cara Adat Jawa, karya penulis Drs R Hamanto Bratasiswara (Yayasan Suryasumirat, jakarta 2000), disebutkan, tradisi padusan dilakukan sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan ibadah puasa. Harapannya, agar ibadah puasa selama sebulan, dapat berjalan lancar,sah dan tutug (selamat dari awal sampai selesai).
Untuk menjalankan mandi jamas sebagai padusan menjelang Bulan Puasa, dapat dilakukan di rumah atau di tempat-tempat yang selama ini lazim dilakukan banyak orang. Seperti di aliran sungai, sumber mata air (umbul), telaga, air terjun dan lain-lain.
Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pusat Muhammadiyah, Tanggal 1 Ramadhan 1446 H (2025 M), jatuh pada Hari Sabtu Pahing Tanggal 1 Maret 2025.
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri, Drs H Kusman Thoha MPd, menyatakan, Pimpinan Muhammadiyah telah mengeluarkan maklumat penentuan Tanggal 1 Ramadhan 1446 H tersebut melalui Nomor: 1/MLM/1.0/F/2025. Maklumat tersebut ditetapkan di Yogyakarta Tanggal 28 Rajab 1446 H (28 Januari 2025). Ditandatangani oleh Ketua Umum Prof Dr H Haedar Naship MSi dan Sekretaris Muhammad Sayuti MPd, MEd, PhD.(Bambang Pur)