KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)- Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) Dr Rochiyati Murniningsih SE MP mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan sektor perekonomian melemah karena daya beli konsumen menurun. Kondisi itu memaksa pelaku usaha untuk berfikir keras guna menghindari kerugian yang lebih besar akibat kebijakan-kebijakan dalam memutus penyebaran Covid.
Para pelaku usaha, terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus menemukan strategi untuk bertahan dengan memanfaatkan semua peluang yang ada, terutama dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Sisi lain, pelaku UMKM berperan sangat penting untuk menjaga roda perekonomian nasional di masa pandemik. Adanya pembatasan ke luar rumah dan karantina di semua wilayah, work from home dan kebijakan sejenis lainnya menuntut pelaku usaha untuk terus bertahan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Media sosial maupun aplikasi lain menjadi salah satu strategi untuk bertahan, sekaligus menjadi satu even untuk menangkap peluang di tengah merebaknya pandemik.
Kondisi ekonomi yang menantang bagi pelaku UMKM itu, kata dia, menjadi dasar pilihan lima mahasiswa Unimma yaitu Nunik Restuti, Khusnul Ratna Sari, Novi Lili Utami, Serli Andrea Puspa, dan Cantika Aprilia Wardani mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat Masyarakat Terpadu ( KKN PPMT) di UMKM Oleh-oleh Semprong Nining, Dusun Kramat, Desa Gondang, Kecamatan Mungkid. Kegiatan itu dia yang mengetuai.
Dipaparkan oleh Dr Rochiyati Murniningsih, UMKM Oleh – Oleh Semprong Bu Nining merupakan salah satu UMKM yang mengalami kesulitan pada masa pandemik ini. Dua skema yang ditentukan oleh mahasiswa adalah membantu upaya pemasaran di tengah pandemik melalui digitalisasi marketing dan penguatan manajemen usaha UMKM melalui pengembangan aplikasi keuangan sederhana.
Kegiatan KKN PPMT itu diselenggarakan sejak 14 Juni sampai 14 Juli 2021 yang akan datang.
Perlu Dibantu
Menurut dia, UMKM perlu dibantu mengembangkan pemasaran efektif. Dia menilai pada masa pandemik ini UMKM perlu dibantu untuk mengembangkan media pemasaran yang efektif untuk mempertahankan dan bahkan memperluas pasar. “Pandemik Covid- 19 mengancam keberlangsungan hidup UMKM,” katanya, hari ini.
Selebihnya disebutkan, berdasarkan survei yang ada dinyatakan bahwa sebanyak 96% pelaku UMKM mengaku mengalami dampak negatif Covid-19 pada proses bisnisnya. Sebanyak 75% di antaranya UMKM mengalami penurunan penjualan yang sangat signifikan. Sebanyak 67% pelaku UMKM mengalami ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 75% mengaku tidak mengerti bagaimana membuat kebijakan di saat krisis.
Sisi lain, hanya 13 % pelaku UMKM merasa yakin memiliki rencana penanganan krisis dan menemukan solusi untuk mempertahankan keberlangsungan hidup UMKM mereka.
Terkait masalah itu UMKM Bu Nining yang ada di RT 3, RW 4, Dusun Kramat, Gondang, Mungkid, Kabupaten Magelang, bisa menjadi contoh praktik yang bisa ditularkan kepada semua UMKM, khususnya di Kota dan Kabupaten Magelang. UMKM itu memperkenalkan berbagai macam makanan ringan seperti egg roll, semprong mini, onde-onde dan aneka cemilan. “UMKM ini sudah pernah memperoleh beberapa penghargaan dari berbagai event yang diikuti di festival kuliner Kabupaten Magelang,” jelasnya.
Kegigihan Ny Sumiyartiningsih (Bu Nining) dalam mempertahankan usahanya perlu diperkuat dan dikembangkan. UMKM itu terus berinovasi dengan berbagai produk olahan. Termasuk mengembangkan produknya dengan gudeg Bu Nining yang ditawarkan di car free day (CFD) Kota Mungkid.
Strategi untuk mengulas kembali bisnis, mengenali customer based dan kebutuhannya, mempermudah proses bisnis, mengklasifikasikan produk yang mudah dijual, menurut Dr Rochiyati Murniningsih sebagai langkah cepat yang harus dilakukan. Selanjutnya harus segera dikembangkan digitalisasi marketing dalam e-katalog yang mudah dibagikan pada pasar. Langkah praktikal yang lain, pelaku UMKM harus menjaga cash flow bisnis agar tetap positif. Fokus pada promosi, gunakan data base pelanggan untuk selalu mengomunikasikan promosi yang ada melalui media sosial.
“Langkah itu akan meningkatkan kepercayaan konsumen,” tuturnya.
Dinyatakan bahwa program KKN PPMT itu akan mensuport upaya Kementerian Koperasi dan UMKM yang sedang mempercepat transformasi UMKM dari offline ke online. Termasuk menyiapkan anak-anak muda menjadi reseller di marketplace online.
“Saat ini baru 13% UMKM di Indonesia atau sekitar delapan juta pelaku usaha yang sudah terhubung ke marketplace online dan akan terus didorong agar tercapai target 10 juta UMKM yang terhubung ke marketplace online,” katanya.
Eko Priyono