blank
Bupati Jepara Dian Kristiandi saat menyaksikan pemulasaraan jenazah standar Covid-19 di RSI Sultan Hadirin

JEPARA (SUARABARU.ID) – Untuk memastikan dan meyakinkan warga masyarakat bahwa pemulasaraan jenazah standar  Covid-19 terlaksana  sesuai syariat Islam, Bupati Jepara Dian Kristiandi menyaksikan prosesi pemulasaraan jenazah pasien probable Covid-19.

Ia menunggui pemulasaraan jenazah inisial KA, 43 tahun  dari Kelurahan Pingkol  oleh tim pemulasaraan  di Kamar mayat Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Hadlirin, Selasa malam (4/5/2021).

blank
Bupati Jepara Dian Kristiandi di ruang jenazah RSI Sulntan Hadirin

Bupati Dian Kristiandi  hadir ke kamar mayat dengan mengenakan alat pelindung diri (APD). Begitu pula para petugas pengurus jenazah, dan satu orang perwakilan keluarga memakai APD lengkap. Sedangkan keluarga yang lain dapat melihat dari balik pintu, yang sebagian terbuat dari kaca.

“Pihak keluarga, istri, menyaksikan secara langsung dan ikut juga mengambil bagian dalam memandikan almarhum suaminya,” ujar bupati.

blank
Bupati Dian Kristiandi menyampaikan ucapaan duka yang mendalam kepada keluarga.

Dian Kristiandi ingin meyakinkan warganya, jika proses pemulasaraan jenazah yang meninggal akibat virus corona di RSI sudah sesuai dengan syariat. selain  itu sesuai standar opersional prosedur (SOP), atau protokol kesehatan yang berlaku.

“Tadi telah sama-sama kita saksikan prosesi, mulai dari memandikan, mengkafani, dan menyaksikan saat disalati,” kata dia. Untuk itu warga tidak lagi khawatir, dengan proses pemulasaraan jenazah Covid-19 di rumah sakit, hingga prosesi penguburan.

blank

Sebelumnya, juga ramai keraguan warga soal penyucian jasad korban virus korona dengan metode tayamum. Prosedur tersebut pun telah sesuai ketentuan syariat, dan atas dasar fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Kendati demikian, untuk menjawab keraguan itu meski berisiko, pertama kalinya pihak RSI Sultan Hadlirin mengganti metode pemulasaraan jenazah pasien Covid-19. Yakni yang semula dengan cara tayamum, kini menggunakan air yang mengalir.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur RSI Sultan Hadlirin Gunawan Waluyo Sudarso menuturkan, penggantian metode ini merupakan komitmennya. Menjawab aspirasi dari tokoh-tokoh masyarakat. “Semoga saja insyallah kami seterusnya bisa istikamah. Kami mohon doa restu semoga menangani covid ini bisa lebih baik lagi,” tuturnya.

Sementara Kepala Sub Bagian Bimbingan dan Pelayanan Islam RSI, Ahmad Fajar Inhadl menjelasakan beberapa SOP pemulasaraan jenazah pasien Covid-19. Pembersihan najis  mulai dari ruang isolasi terlebih dahulu. Lalu menutup lubang-lubang tubuh yang berpotensi menularkan virus , dengan kapas yang mengandung klorin.

Dari ruang isolasi, petugas membawa jenazah  ke kamar mayat untuk pemandian. Prosesnya sama seperti protokol sebelumnya. Namun, bedanya dahulu tayamum, sekarang ganti dengan memandikan pakai air mengalir. “Airnya air biasa yang mengandung klorin, selebihnya biasa,” terang pria yang juga penanggungjawab kamar jenazah RSI.

Pantauan di lapangan, selesai dimandikan dan terkafani jenazah kemudian disalatkan. Tiga petugas RSI Sultan Hadlirin tampak khusyuk menunaikan salat. Sementara sang istri yang masih di dalam ruangan terlihat duduk, tak henti-hentinya menatap jasad suaminya di atas ranjang.

Bupati Jepara Dian Kristiandi yang telah keluar ruangan dan melepas pakaian pelindung,  beranjak menghampiri keluarga yang lain di balik pintu. Ia mengucapkan dukacita atas meninggalnya salah satu anggota familinya. Mereka lantas tampak tegar dan menerima kenyataan.

Hadepe – ulil abshor