blank
Suasana jalan Sudirman depan Pasar Kliwon Kudus nampak sangat sepi. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID)- Kebijakan Pemkab Kudus menutup pasar dan sejumlah pusat perekonomian terkait program Jateng di Rumah Saja, nampaknya cukup dipatuhi masyarakat. Sejak Sabtu (6/1) pagi, seluruh pasar tradisional dan modern di kota Kretek tutup tanpa ada yang beroperasi.

Tak hanya itu, aktifitas perekomian lain seperti pertokoan, kafe, resto dan PKL juga nampak mematuhi kebijakan tersebut. Di sepanjang jalan protokol, hampir semua toko tutup tanpa ada yang beroperasi.

Hanya terlihat satu atau dua toko yang nekat beroperasi. Dan itu pun toko yang menjual makanan dan kebutuhan pokok.

Sementara, aktifitas warga di luar rumah juga terlihat sangat minim. Di sejumlah jalan protokol, sangat jarang kendaraan yang melintas. Hujan deras yang terus mengguyur juga membuat warga memilih berdiam diri di rumah.

“Dari pagi memang sangat sepi sekali. Nyaris seperti kota mati,” kata Zainal, juru pakir di jalan Sudirman.

Sementara di pasar, terlihat sejumlah petugas gabungan mendirikan posko pemantauan. Seperti di pasar Kliwon, petugas terlihat stand by meminta warga atau pedagang yang datang untuk kembali lagi ke rumah. Sementara di dalam pasar, suasana tampak lengang tanpa ada aktifitas sama sekali.

Baca Juga:

Ratusan Miliar DBH CHT Kudus Terancam Tak Bisa Digunakan 

Siswi SMK Negeri Gugurkan Kandungannya yang Berusia 6 Bulan 

Kondisi ini sebenarnya cukup dikeluhkan oleh sebagian masyarakat. Akibat kebijakan ini, sebagian warga mengaku kesulitan untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok untuk keseharian.

“Kemarin belanja di pasar ternyata sudah habis diserbu pembeli. Hari ini tidak ada pedagang yang buka. Warung makan pun hampir semua tutup,”ujar Novi, salah seorang warga.

Kabid Pasar pada Dinas Perdagangan Kudus, Albertus Harys mengatakan sampai pagi ini kebijakan pasar yakni ditutup dua hari selama gerakan ‘Jateng di Rumah Saja’. Total ada 27 pasar yang ditutup selama dua hari.

Sementara, Plt Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan seluruh warganya diminta agar berada di rumah saja selama dua hari. Hal tersebut merujuk pada surat edaran Gubernur Jawa Tengah terkait dengan gerakan ‘Jateng di Rumah Saja’.

“Bahwa surat edaran gubernur untuk merujuk surat edaran bupati masalah di rumah saja, bahwa surat edaran disesuaikan kearifan lokal. Pada hari ini tetap edaran bupati merujuk gubernur, semua di rumah saja Sabtu dan Minggu,” kata Hartopo ditemui wartawan di pendapa Kudus.

Dia mengatakan meski gerakan dua hari di rumah saja, buruh hingga pekerja harian perlu diperhatikan khusus. Mengingat warganya banyak yang menggantungkan pendapatan dari berjualan hingga menjadi buruh harian.

Tm-Ab