blank
Habib Ja'far Bin Muhammad Alkaff. foto: Ist/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) –Setelah meninggal dunia di Samarinda, jenazah ulama Kharismatik Habib Ja’far Bin Muhammad AlKaff Sabtu (2/1) siang akhirnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Ploso, Kecamatan Jati.

Habib Ja’far yang meninggal di usianya ke 62 tahun tersebut dimakamkan berdekatan dengan makam ayah dan kakeknya.

Jenazah Habib Ja’far tiba di Kudus sekitar pukull 12.00 WIB setelah diterbangkan dari Samarinda. Ikut menjemput jenazah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selain itu, ulama kharismatik Habib Lutfi asal Pekalongan juga terlihat datang ke rumah duka.

Aparat kepolisian, TNI dan dibantu Banser nampak berjaga ketat di rumah duka Jl Pangeran Puger, Demaan. Meski sudah ada imbauan pembatasan jumlah pelayat, namun ribuan umat muslim dari Kudus dan sekitar tetap datang ke lokasi untuk memberi penghormatan terakhir pada ulama yang dikenal sebagai Wali Majdub tersebut.

Pihak keluarga juga berwasiat untuk tidak mengambil gambar atau video dalam prosesi pemberangkatan dan pemakaman Habib Ja’far.

Sekitar pukul 13.00 WIB, akhirnya jenazah pun diberangkatkan ke pemakaman Ploso yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari rumah duka dengan menggunakan mobil ambulans dan dikawal mobil polisi. Prosesi pemberangkatan jenazah pun berjalan cukup sederhana untuk menghindari kerumunan pentakziah akibat masa pandemi.

Karomahnya Dikenang

Habib Ja’far Bin Muhammad Alkaff adalah satu diantara ulama yang dipercaya sebagai wali Majdzub (nyeleneh). Penampilannya yang aneh, dengan rambut dengan kumis dan jenggot panjang, kopiah hitam serta setelan baju putih dan celana hitam selalu menjadi ciri khas Habib asal Kudus ini.

Semasa hidupnya, Habib Ja’far juga dikenal tidak memiliki isteri dan anak serta selalu berpindah-pindah. Konon, dimanapun dia pergi, selalu ada tempat yang ditempati.

Disadur dari NU online, banyak kisah karomah dari Habib Ja’far. Salah satunya adalah cerita dari Habib Umar Muthohar ketika Habib Ja’far mensyahadatkan orang mati yang sudah mati.

Dari penuturan Habib Umar bersama Habib Ja’far melewati pemakaman bergota Semarang dalam perjalannya ke Purwokerto bersama Habib Umar.

Di pemakaman tersebut, Habib Ja’far meminta berhenti karena mendengar ada orang menangis. “Berhenti! Ini ada orang mati yang menangis berteriak-teriak minta tolong. Ayo kita tolong!” kata Habib Ja’far sebagaimana ditirukan Habib Umar.

Keduanya menyusuri TPU Bergota tidak melalui jalan utama hingga mendadak Habib Ja’far berhenti di atas sebuah makam.

“Iki mayit digebuki malaikat. Ayo disyahadatke, lebokne Islam (Mayit ini sedang dipukuli malaikat. Ayo dibacakan syahadat, masukkan dia ke Islam)!” kata Habib Ja’far tegas.

Habib Umar meskipun merasa aneh karena mesyahadatkan orang meninggal secara syariat tidak bisa, namun karena diperintah oleh Habib Ja’far, akhirnya Habib Umar menurut.

Habib Umar menyentuh tanah di atas pusara. Beliau membacakan syahadat sebagai pertanda menuntun mayat yang ada di makam tersebut. Setelah selesai, Habib Ja’far menyambung dengan memimpin doa, Habib Umar pun mengamininya.

“Sudah, dia (mayit) sekarang sudah diam. Dia akan mengabari saudara-saudaranya, bahwa berislam itu enak,” Habib Ja’far mengakhiri pembicaraan di atas makam.

Tidak lama, sejak kejadian tersebut, Habib Umar  mengaku tidak kurang dari 40 orang yang menyatakan diri masuk Islam dan meminta dituntun syahadat.  “Jadi ada yang dari Demak, Kudus, dan lain sebagainya, orang-orang masuk Islam. Saya tidak kenal mereka dan mereka tidak kenal saya,” kenang Habib Umar.

Karomah Habib Ja’far yang bisa dilihat masyarakat umum adalah ketika dia memprediksi Jokowi memenangkan Pilpres pada 2019 silam. Dalam video yang banyak ditemui di youtube, Habib Ja’far secara jelas menyebut Jokowi akan jadi presiden kedua kali. “Jokowi dadi, wakile Ma’ruf Amin,” katanya.

Dan setelah Pilpres prediksi tersebut pun terbukti.

Yang cukup khas dari Habib Ja’far adalah dalam setiap pengajian yang dihadirinya, beliau hanya melantunkan doa-doa disertai wasilah kepada wali-wali sebelumnya. Dan yang tak pernah terlupakan dari setiap doanya adalah doa bagi bangsa Indonesia. “Indonesia aman, rakyat makmur, ekonomi gampang,”kata Habib Ja’far dalam setiap doanya.

Tm-Ab