blank
KH. Hayatun Abdullah Hadziq beserta pengurus PC NU Jepara.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Tingkat kepercayaan masyarakat di Kabupaten Jepara atas bahaya Covid- 19 sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kasus penolakan pemakaman dengan menggunakan protokol Covid-19. Meskipun sudah melalui prosedur, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa pemakaman dengan prosedur Covid adalah praktek “pengcovidan” jenazah.

blank
Pemakaman dengan menggunakan prosedur Covid-19

Seperti diberitakan oleh Suarabaru.id beberapa waktu yang lalu, penolakan pemakaman dengan prosedur Covid- 19 terjadi di RSI Sultan Hadlirin Jepara dengan mengatasnamakan salah satu pengurus organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Semula keluarga telah menyetujui hingga dilakukan pemulasaraan jenazah di rumah sakit. Namun ketika sampai di rumah, jenazah dikeluarkan lagi dari peti mati dan dilakukan pemulasaraan, memandikan dan pemakaman oleh keluarga.

Hal ini tentunya menjadi preseden buruk dalam penanganan Covid- 19 di Kabupaten Jepara yang telah memasuki zona risiko tinggi penyebaran Covid- 19. Peran Ulama’ diharapkan dapat memberikan edukasi akan bahaya dan penularan Covid- 19 dengan tetap patuh pada protokol kesehatan.

Sementara itu, KH. Hayatun Abdullah Hazdiq, atau yang akrab disapa Gus Yatun, Ketua Tanfidhiyah PC NU Kabupaten Jepara, menghimbau agar masyarakat tetap patuh pada pemerintah. Terutama dalam mengikuti protokol kesehatan.

“Warga NU harus patuh pada prokes dengan 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Ulama’ dan Umara’ harus dapat memberi contoh yang baik bagi rakyat dan umatnya”, ujar Gus Yatun disela-sela kunjungan kerjanya.

Hadepe / ua