blank
Bupati Jepara Dian Kristiandi, Hadi Priyanto dan Suyanti Jadmiko saat menerima penghargaan yang diserahkan oleh Wakil Dekan FIB, Alamsyah dan Timn Peneliti Batik, Siti Maziyah

JEPARA (SUARABARU.ID) – Universitas Diponegoro Semarang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), telah  memberikan penghargaan kepada Bupati Jepara Dian Kristiandi, atas dedikasinya dalam  pelestarian batik Jepara.

Penghargaan diserahkan oleh Wakil Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Alamsyah  didampingi tim peneliti batik Jepara  Siti Maziyah, pada Jumat (20/11/2020), di Pendopo Kartini Jepara. Selain Dian Kristiandi, penghargaan juga diberikan kepada pemerhati batik Jepara Hadi Priyanto, dan perajin batik Suyanti Jatmiko.

blank
Hadi Priyanto saat menerima piagam penghaargaan dari LPPM Undip yang diserahkan tim peneliti, Siti Maziyah.

Menurut  Alamsyah, agenda yang diusung dalam kegiatan ini adalah pemberian penghargaan kepada pribadi selaku individu atau yang memegang jabatan, yang oleh peneliti dipandang mempunyai kontribusi terkait dengan batik motif lokal Jepara.

Dijelaskan, penghargaan ini didasarkan riset selama 3 tahun melalui Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) dibawah naungan LPPM Undip Semarang.

“Kami memandang bupati Jepara Dian Kristiandi, berdasarkan pengamatan dan interaksi kami yang diukur dari komitmen terhadap industri kreatif batik cukup baik. Sehingga layak untuk mendapatkan penghargaan ini,” kata Alamsyah. Peran ini menunjukkan bentuk implementasi dari Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) selama masa jabatan bupati.

blank
Buypati Jepara, Dian Kriustiandi saat menerima cinderamata batik hasil penelitian LPPM Undip yang menggunakan pewarna alam

Selain Bupati Jepara Dian Kristiandi, penghargaan LPPM Undip Semarang juga diserahkan kepada pemerhati batik Jepara Hadi Priyanto, dan perajin batik Suyanti Jatmiko.

Hadi Priyanto, sebagai pemerhati batik, telah banyak tulisannya tentang baik, motif lokal Jepara, dan buku. Hadi juga aktif terlibat dalam Yayasan Kartini Indonesia, dan  Lembaga  Pelestari Seni Ukir, Batik dan Tenun Jepara.

Ini menandakan bahwa Hadi lewat tulisan dan aktivitasanya diunia tata busana  telah berkontribusi besar terhadap eksistensi motif lokal Jepara yang kemudian menjadi salah satu inspirasi perajin dalam menerapkan dan mengembangkan motif batik lokal Jepara.

Juga even-even fashion show sejak tahun 2011 yang selalu menggunakan bahan baku batik dan tenun Jepara. Pengunaan batik motif Jepara pagi para ASN  yang mulai dilakukan tahun 2015 juga lahir dari atas panggung fashion Hari Batik Nasional Tahun 2014.

“Beliau telah melampui tugasnya saat masih berdinas sebagai ASN dan  masih mempunyai komitmen tinggi terhadap batik saat purna. Adalah suatu yang wajar bila peneliti memberi penghargan kepada beliau,” kata dia.

blank
Alamsyah dan Siti Maziyah bersama Paguyuban Batik Biyung Praloda Jepara

Sementara Suyanti Jatmiko, dari tangannya, batik Jepara dihadirkan kembali atau direvitalisasi serta dikembangkan di Jepara. “Kita telah mengetahui bahwa batik Jepara telah hadir 100 tahun lalu. Namun sempat mati suri panjang. Baru skeitar 100 tahun kemudian, 1998 bu Yanti telah menghadirkan batik Jepara,” katanya.

Bupati Jepara Dian Kristiandi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas perhatian Undip Semarang dalam pengembangan batik. Juga kepada Paguyuban Batik Biyung Praloda yang telah menghgidupkan kembali batik motif Jepara.

Harapan kami tahun depan, seluruh ASN dilingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara akan mengenakan batik motif Jepara. “ Ini untuk memperkuat pengembangan batik sebagai warisan budaya dan juga kekuatan ekonomi,” ujarnya.

Rdks- ua