blank
Pelaksanaan tes cepat atau uji klinis (rapid test) pencegahan covid-19 pada kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 2 Tunjungan, Blora, sebelum pelaksanaan program belajar tatap muka. Foto : SB/Wahono

BLORA (SUARABARU.ID) – Para guru dan staf di empat SMP dan empat SDN di Blora, Jawa Tengah, menjalani rapid test (tes cepat) cegah dini covid-19. Uji klinis itu dilakukan menjelang pelaksaan sekolah tatap muka di tengah pendemik virus corona.

Dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Blora, Hendi Purnomo, Senin (31/8/2020), sejumlah guru yang menjalani rapid test merupakan guru di sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project pelaksanaan sekolah tatap muka.

“Untuk sementara dilaksanakan di empat SMP dan empat SD, yakni sekolah yang akan kita jadikan pilot project belajar tatap muka,” tembah Hendi.

Menurut Kepala Dindik Kabupaten Blora, hasil rapid test mayoritas nonreaktif, hanya ada dua guru yang reaktif, selanjutnya guru itu diwajibakan untuk isolasi mandiri, dan diberi libur tidak mengajar.

Hanya kepan pelaksanaan sekolah tatap muka dumulai, Hendi Purnomo mengaku masih menunggu intruksi dari ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Bupati Blora.

Tunggu Jadwal

Namun Hendi memastikan, sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project siap melakukan pembelajaran tatap muka, termasuk kasek, para guru dan staf sudah menjalani uji klinis pencegahan covid-19 dan persiapan sarana lainnya.

Terkait ladwalnya, Dindik masih menunggu instruksi dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Bupati Blora. Begitu jadwal turun akan langsung jalan dan sekolah juga sudah siap.

Diberitakan sebelumnya, empat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dan Satu Madrasah Tsnawiyah (MTs) Negeri di Blora, mulai bersiap melakukan program belajar tatap muka dengan menerapkan prosedur protokol kesehatan.

Selain SMP/MTs, Pemkab melalui Dindik setempat, juga menyiapkan empat Sekolah Dasar Negeri (SDN), yakni sebagai pilot project atau proyek percontohan belajar tatap muka saat pandemic covid-19.

Sebelum belajar mengajar tatap muka dibuka, lanjut alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN/STPDN) Sumedang-Jabar, juga dipersiapkan secara matang tenaga pendidik yang dinyatakan negatif covid-19.

Untuk keperluan itu, kata Hendi, kepala sekolah dan tenaga pengajarnya (guru) akan menjalani pemeriksaan kesehatan, dan  berkoodinasi dengan para tenaga medis di Pukesmas terdekat.

Menurut Hendi, saat belajar tatap muka nanti, tidak lantas masuk  selama satu pekan penuh pagi hingga siang, namun akan dibatasi dulu sekitar dua kali seminggu, dan masa belajar tatap muka hanya sekitar 2,5 jam.

Adapun sekolah untuk pilot project belajar tatap muka itu, SMPN 2 Tunjungan, SMPN 2 Kedungtuban, SMPN 1 Todanan, SMPN 1 Menden dan MTs Jepon. Untuk SD, SDN 2 Jagong (Kunduran), SDN 1 Ngebak (Menden), SDM 1 Ledok (Sambong), dan SDN Gandu (Bogorejo)

Terpisah pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Lilik Hernanto, membenarkan telah menjalin koordinasi dengan Dindik rencana belajar tatap muka, dan telah melaksanakan rapid test di sekolah-sekolah itu.

Wahono-trs