blank
Puthut bersama ibu, ayah, dan adik-adiknya . Foto : dok keluarga.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Tanggal 31 Juli 2020 lalu, merupakan hari yang istimewa bagi keluarga Sis Subroto, warga Desa Werdoyo, Kecamatan Godong. Di tanggal itu, Puthut Azis Subrata, anak pertamanya, pulang kampung secara mendadak pasca kelulusannya di Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Puthut, demikian sapaan akrabnya, datang mendadak ke rumah orang tuanya dengan menggunakan seragam lengkap berwarna putih. Hal itu dimulai saat ia keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di depan rumah, Puthut kemudian mengambil sikap hormat pada ibundanya, Puji Astuti. Usai menghormat, Puthut langsung bersujud di bawah kaki sang ibu yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan itu. Bahkan, ia juga memeluk sang ayah yang memang sudah mengalami gangguan penglihatan selama empat tahun lalu.

Air mata haru terlihat menetes di pipi Puji Astuti. Ia tak menyangka putra pertamanya ini memberikan kejutan pulang ke rumah pasca pelantikan secara virtual oleh Presiden RI, Joko Widodo sebagai pamong praja IPDN.

“Saya benar-benar kaget waktu itu ketika tahu anak saya pulang ke rumah tanpa mengabari terlebih dulu. Kaget dan haru bercampur jadi satu,” ujar Puji, Jumat (21/8/2020).

Dikatakan Puji, anaknya tersebut masuk IPDN Jatinangor pada 2016 silam. Puthut mengikuti seleksi IPDN ini atas keinginan sendiri sampai akhirnya dinyatakan lolos dan berhak mengikuti pendidikan. Meski demikian, Puji dan Sis tetap mendukung impiannya tersebut.

“Dia memilih IPDN atas keinginan sendiri dan sebagai orang tua, kami tetap mendukungnya. Kami sangat bersyukur dengan mendukung penuh dan berusaha mencukupi seluruh kebutuhan anak-anak, walau keadaan ekonomi kami  pas-pasan.”

Kaget Anaknya Lulusan Terbaik

“Sangat kaget dan bangga ketika dia dinyatakan sebagai salah satu lulusan terbaik dan 2 penghargaan sekaligus masuk sepuluh besar, yaitu berada di urutan nomor tiga dan nilai IPK tertinggi  yakni 3,91 pada bidang pengajaran. Sangat membanggakan bagi kami, walaupun hanya dilantik secara online oleh Presiden RI Joko Widodo,” ujar Puji Astuti.

Usai lulus, Puthut menjalani tahun pertama magang di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Setelah itu, ia akan mendapatkan wilayah penempatan tugas di tahun depan.

Puji mengungkapkan, tak ada istimewa dalam mendidik Puthut dan kedua adiknya. Bersama suaminya, ia mendidik  anak-anaknya dengan cara sederhana, seperti anak-anak pada umumnya. Bahkan, Puji sendiri merupakan sosok perempuan yang punya prinsip mengutamakan pendidikan dan itu ia terapkan sejak masa kuliahnya dulu

“Anak-anak pernah saya titipkan kepada neneknya karena saya dulu menikah saat masih kuliah dan melahirkan  saat skripsi.  Karena itulah, saya sering memberi  motivasi kepada anak-anak untuk menjadi pribadi yang disiplin dan tentunya religius,” ujar Astuti, sapaan akrabnya.

Banyak doa yang ia panjatkan untuk Puthut. Ia berharap Puthut tetap istiqomah dalam ibadahnya dan dapat menjadi contoh untuk adik-adiknya. Bahkan, ia berharap agar anak-anaknya bisa menjadi anak sholeh yang berguna bagi masyarakat , bangsa  negara dan  agama, serta cinta keluarga.

blank
Puthut bersujud di bawah kaki Puji Astuti dan mengucapkan terima kasih atas doa restunya selama ini. Foto :ist.

Jadi Motivasi

Astuti menerangkan, apa yang menjadi keberhasilan Puthut tak lepas dari doa yang dipanjatkan orang tua dan keluarganya. Hal inilah yang ia bagikan kepada para orang tua agar terus memotivasi anak-anaknya.

“Pesan saya untuk semua orang tua agar  memberikan dukungan dan motivasi kepada anak  selalu menjaga komunikasi yaitu kadang berlaku sebagai teman atau kakak  untuk berbagi dan jangan lupa berdoa,” katanya.

Dalam hal pengiriman uang saku, Astuti mengaku tidak bisa memberikan uang lebih seperti teman-teman Puthut lainnya. Namun, anaknya bisa memahami kondisi orang tuanya sehingga ia sangat bersyukur.

“Waktu anak saya minta kiriman untuk membayar iuran atau uang saku, saya tidak bisa memberi lebih, tetapi Alhamdulilah anak saya bisa memahami kondisi orang tuanya,” jelas Astuti.

Ia juga berpesan kepada para generasi muda agar tetap optimis dengan apapun yang terjadi. Usaha dan kerja keras akan selalu menyertai diri sendiri.

“Jangan pernah menyerah walau dalam keterbatasan,” pesan Astuti.

Hana Eswe-trs