blank
Dinda Ayu Aprillia saat berada di salah satu toko yang telah didaftarkan di GMB

JEPARA,(SUARABARU.ID)- Pandemi Covid-19 memang telah merubah tata cara orang berkehidupan. Termasuk  kehidupan dan tradisi  kampus. Jika semula Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilakukan dalam bentuk  tim ditempat-tempat yang telah ditentukan secara bersamaan, kini KKN dilakukan di desanya masing-masing, hingga dikenal istilah KKN Pulang Kampung (Pulkam).

Demikian juga KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang tahun 2020.  Dengan KKN Pulang Kampung  ini diharapkan mahasiswa dapat membantu dalam pembangunan dan peningkatan perekonomian di desa masing-masing.

blank

KKN Pulang Kampung, juga dilakukan oleh  Dinda Ayu Aprillia. Mahasiswa Undip  Semarang  jurusan Informatika semester 6 yang berasal dari  Desa Bangsri RT 02 RW 17 Kecamatan Bangsri, Jepara ini harus menjalani KKN di kampung halamannya. Karena itu ia tidak memerlukan waktu lama untuk memetakan persoalan di desanya dan sekaligus mencari jalan keluar.

Sesuai dengan program yang telah ditentukan, Dinda Ayu Aprillia segera merancang Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pendaftaran Usaha Pribadi Setempat di Google Maps dan Google My Business.

Ia memilih program ini dilatar belakangi kondisi di desanya, dimana para pengelola usaha rumahan  kurang memanfatkan teknologi informasi. “Padahal melalui pemanfaat teknologi informasi   dapat memudahkan warga dalam memperluas jaringan pemasaran  usaha pribadi karena tempat usahanya mudah dicari,”” ujar Dinda Ayu Aprillia.

Google My Business atau yang disebut dengan GMB  adalah fitur gratis yang dapat di akses melalui perangkat komputer maupun smartphone. Juga   dapat digunakan untuk mendaftarkan bisnis di Google termasuk lokasi bisnis di Gogle Maps. “Melalui GMB, bisnis terdaftar dapat dilihat kehadirannya oleh masyarakat luas melalui Google,” tutur Dinda Ayu Aprillia.

Sebab menurut Dinda Ayu Aprillia, melalui aplikasi Google My Business pemilik usaha pribadi atau UMKM di Desa Bangsri dapat meninggalkan rekam jejak digital bisnis mereka.

“GMB menawarkan fasilitas pengelolaan informasi yang cukup lengkap seputar bisnis yang terdaftar, mulai dari nama bisnis, kategori bisnis, alamat lokasi bisnis yang terhubung dengan Google Maps, jam kerja operasional, fasilitas yang disediakan, nomor telepon, website bisnis, tanggal bisnis mulai berdiri serta foto-foto terkait bisnisnya,” ungkapnya. Selain mengelola informasi, GMB juga memepermudah interaksi bisnis dengan pelanggan yaitu dengan adanya ulasan dan rating dari pelanggan, tambahnya.

Seiring dengan semakin dikenalnya usaha-usaha pribadi yang ada di Desa Bangsri melalui pendaftaran bisnis di Google My Business dan lokasi usaha yang dapat ditemukan di Google Maps, Dinda berharap target pemasaran dapat semakin meningkat sehingga usaha-usaha pribadi di Desa Bangsri mampu menjadi kekuatan yang besar untuk memajukan perekonomian desa.

Mahasiswi bimbingan Dr. rer,nat Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng. telah mendaftarkan 20 usaha warga yang ada di RT 01, RT 02 dan RT 03 RW 17 Desa Bangsri Kabupaten Jepara. Salah satunya adalah Riana, pemilik Riana Salon dan Wedding Gallery yang mengaku sangat terbantu dengan inovasi Dinda Ayu Aprillia.

Hadepe – DAA