blank
ASPIRASI: Didik Sugiyanto (pegang mik), salah satu difabel dari Rumah Difabel Semarang, menyampaikan aspirasinya, di Musrenbang tingkat provinsi, pada Selasa (11/2/2020). Foto: hery priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sejumlah kalangan memanfaatkan masa pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Provinsi Jateng, dengan menyuarakan usulannya. Di antaranya adalah kalangan disabilitas. Hal ini terlihat saat pembukaan Musrenbang yang dilakukan di Patra Semarang Hotel & Convention, Selasa (11/2/2020).

Salah satunya Didik Sugiyanto, difabel asal Semarang. Suara lantangnya mengawali sesi tanya jawab yang berlangsung singkat. Di atas kursi rodanya, Didik menyampaikan keluhannya. Sedangkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di muka panggung, setia menunggu curhatan Didik.

BACA JUGA : Ganjar Pranowo – Sudirman Said Cipika Cipiki dan Saling Memuji

Didik dari Rumah Difabel Semarang dan mewakili para disabilitas se-Jateng menyampaikan ihwal hak penyandang disabilitas yang menjadi keluhan mereka. Ini dia sampaikan, mengingat hal itu penting bagi mereka.

”Bagi penyandang disabilitas, mengenyam pendidikan, ini amat penting sekali. Kesempatan penyandang disabilitas mengenyam pendidikan amat terbatas,” kata Didik.

Dia menuturkan, ada beberapa difabel yang harus antre hampir tiga tahun, agar bisa belajar di sekolah luar biasa (SLB) negeri, akibat terbatasnya jumlah SLB. Bahkan sepengetahuannya, rata-rata di tiap kabupaten atau kota, hanya terdapat satu sekolah.

blank
Didik Sugiyanto. Foto: hery priyono

Pengembangan SDM
Di sisi lain, Didik juga menyinggung soal pemerintah yang punya program inklusi. Namun belum total dilakukan. ”Kami punya harapan besar dengan program sekolah inklusi. Namun saat program sekolah inklusi digulirkan, tidak semua dijalankan,” beber Didik.

Terlebih infrastruktur sekolah inklusi juga belum semua diperhatikan. Juga ketersediaan tenaga pengajar yang masih kurang. Termasuk lingkungan yang belum sepenuhnya menerima penyandang disabilitas. ”Ini menjadi PR besar bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jateng,” ujarnya.

Sementara itu Ganjar menyatakan, di Musrenbang tahun ini pihaknya memrioritaskan pada pengembangan sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan hingga 7%. ”Kita mengingatkan faktor kegempaan, akomodasi penyandang disabilitas,” kata Ganjar.

Menurut dia, di musrenbang kali ini polanya akan diubah. Yang dulu banyak mengusulkan infrastruktur, itu hanya ditulis dan dimasukkan ke sistem yang disediakan. Tahun ini polanya dua, yakni inovasi dan kreasi untuk menyelesaikan persoalan Jateng.

Hery Priyono-Riyan