blank
Pemenuhan gizi yang baik membuat anak jadi sehat dan berprestasi. Ketua TP PKK Wonosobo Fairuz Eko Purnomo ketika memberikan piagam kepada salah satu siswa berprestasi. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Semua elemen di masyarakat Wonosobo diminta ikut mencegah kasus stunting dan mengentaskan kemiskinan. Pasalnya, dua masalah tersebut di Wonosobo tergolong tinggi di Jawa Tengah. Padahal sumber daya alam di kota pegunungan ini sangat melimpah.

“Saat ini Wonosobo masuk 100 daerah di Indonesia yang diprioritaskan penangangan stunting dan pengentasan kemiskinan. Kasus stunting mencuat karena banyak balita gizi buruk sehingga bertubuh kecil,” ujar Ketua TP PKK Wonosobo Fairuz Eko Purnomo.

Sedang tingkat kemiskinan di Wonosobo tinggi, imbuhnya, karena kondisi kesehatan rendah dan lingkungan yang buruk. Kondisi tersebut dipengaruhi banyaknya kasus buang air besar sembarangan (BABs) dan open defecation free (ODF) yang tinggi.

“Penanganan stunting bisa dilakukan dengan kampanye gemar makan ikan (Gemari) pada anak. Gizi buruk hanya bisa diatasi dengan asupan gizi yang baik pada ibu hamil dan balita. Orang tua harus memperhatikan pemenuhan gizi anak,” serunya, Selasa (19/11).

Menurut Fairuz, kampanye Gemari merupakan gerakan nasional guna mendorong moral dan memotivasi masyarakat untuk mengkomsumsi ikan secara teratur. Pemenuhan kebutuhan ikan di Wonosobo juga termasuk gampang karena banyak kolam di pekarangan rumah.

blank
Fairuz Eko Purnomo, Ketua TP PKK Wonosobo. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Senja Keluarga

Selain penanganan stunting dan penanganan kemiskinan, istri Bupati Wonosobo Eko Purnomo itu, juga meminta gerakan senja keluarga digalakan kembali. Melalui gerakan ini, orang tua mengarahkan anaknya di waktu senja untuk belajar dan mengaji di rumah.

“Waktu sore hari anak harus berada di rumah berkumpul keluarga, melakukan aktifitas belajar, mengaji dan beribadah. Komunikasi antar anggota keluarga bisa lebih intensif di waktu senja setelah seharian sibuk dengan aktifitas masing-masing,” ujarnya.

Menyinggung masalah pola hidup sehat dan bersih, harapnya, warga harus punya kesadaran tinggi untuk membuang sampah pada tempat. Sampah bisa dikelola dengan baik dan tidak dibuang disembarang tempat karena bisa mencemari kebersihan dan kesehatan lingkungan.

“Tanamkan budaya malu pada anggota keluarga, teman atau tetangga jika membuang sampah tidak pada tempatnya. Usahakan di setiap lingkungan RT atau RW ada Bank Sampah yang bisa dikelola ibu-ibu PKK di lingkungan masing-masing,” pintanya.

Pihaknya juga akan memprioritaskan 5 hal terkait perempuan dan anak, yakni penguatan perempuan di bidang usaha, peningkatan pendidikan anak, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, hindari ekploitasi anak serta pencegahan pernikahan diri.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka