KUDUS – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kudus bakal mengajukan permintaan anggaran hingga Rp 15 miliar kepada Pemkab Kudus. Tambahan anggaran tersebut untuk mengatasi persoalan belum lancarnya suplai air bersih kepada para pelanggan.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Direktur PDAM Kudus, Ayatullah Khumaini saat menyertai Ketua DPRD Kudus, Masan yang meninjau instalasi PDAM yang ada di Desa Medini, Kecamatan Undaan, Kamis (3/10).
“Persoalan kami saat ini, dari total 56 sumur yang ada debitnya hanya di angka 360 liter per detik. Ini sangat jauh dari ideal,” kata Khumaini.
Menurutnya, debit air tersebut tidak sanggup untuk menyuplai kebutuhan air bersih bagi 47 ribu pelanggan PDAM yang ada saat ini. Akibatnya pun pasokan air ke pelanggan tidak bisa lancar.
“Terutama di wilayah Kecamatan Undaan yang pelanggannya mencapai 13 ribu, pasokan air memang belum maksimal. Selama ini untuk Undaan masih bergantung dari pasokan air dari sumur wilayah Kecamatan Kota,”tukasnya.
Untuk itu, kata Khumaini, PDAM kini berencana menambah sejumlah sumur reservoar di sejumlah titik diantaranya di Desa Megawon, Jepang hingga di kawasan Pendapa. Estimasinya, per sumur dibutuhkan anggaran hingga Rp 700 juta.
”Jadi, kami berharap ada tambahan penyertaan modal dari Pemkab antara Rp 10 miliyar sampai Rp 15 miliyar,”kata Khumaini.
Dengan tambahan penyertaan modal tersebut, kata Khumaini, pihaknya berharap pasokan air ke pelanggan yang ada di Kudus tidak akan bermasalah lagi. Apalagi secara jaringan, pipa PDAM sudah tersebar hampir ke semua wilayah pedesaan.
Sementara, Ketua DPRD Kudus, Masan membenarkan kalau saat ini layanan PDAM di masyarakat memang bermasalah, terutama di Kecamatan Undaan. Masan yang juga berdomisili di Undaan mengatakan, air PDAM tidak bisa mengalir setiap hari ke pelanggan Undaan.
“Kalau siang, air PDAM sudah tidak mengalir. Bahkan ada beberapa desa seperti Kalirejo, Lambangan dan Glagah yang saat ini sudah tidak bisa dialiri air lagi,”kata Masan.
Oleh karena itu, dalam kesempatan tersebut, Masan berharap agar ada perbaikan layanan dari PDAM. Bahkan, termasuk dengan upaya penambahan sumur untuk menambah suplai air di wilayah Undaan.
“Nanti pada saat pembahasan APBD 2020, akan kami bahas di DPRD bagaimana solusinya. Mungkin bisa melalui penyertaan modal,”ujarnya.
Sementara, terkait layanan air PDAM, sejumlah warga mengaku belum memuaskan. Ardi, warga Desa Mlati, Kecamatan Kota, mengaku air PDAM di rumahnya hanya mengalir di siang hari. “Kalau sore hingga malam sudah tidak mengalir lagi. Ya, kami berharap PDAM bisa memperbaiki layanan, toh kami juga tidak pernah telat bayar tagihannya,”ujarnya.
Suarabaru.id/Tm/