SEMARANG– Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Prof Dr. H. Imam Taufiq, MAg menyatakan, jurnalisme sekarang penting dalam pengembangan masyarakat dan bangsa. Jurnalisme sekarang harus properdamaian, jauh dari berita dengan sentiment negatif, berita bohong, dan kekerasan. Hal itu disampaikan ketika memberikan sambutan dalam bench marking mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo bekerja sama dengan Sekolah Jurnalistik PWI Jateng di Gedung Pers Semarang, Rabu (25/9).
“Kami berharap para mahasiswa peserta bench marking juga menjadi penebar kedamaian. Seperti yang kami lakukan pada saat wisuda, kami tegaskan para lulusan harus menjadi penebar kedamaian, tidak condong kepada tensi tinggi,” tandasnya.
Jurnalisme damai, katanya, menghindarkan diri dari konflik dan menjauhkan diri dari kekerasan. “Maka apa yang dilakukan Dewan Pers dengan memberikan uji kompetensi bagi wartawan adalah upaya yang sangat baik, sebagai ikhtiar untuk menjadikan para wartawan paham bahwa kedamaian itu penting, dan itu disuarakan oleh para wartawan. Harap dipahami, bahwa penguasa di Indonesia itu wartawan,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu juga, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Dr. H. Ilyas Supena, MAg menyampaikan, bahwa fakultas yang dipimpinnya diharapkan menjadi unity of science, tidak hanya melulu berkait dengan dakwah, tetapi juga didukung ilmu lain semakin menjadikan lulusannya punya kompetensi lebih.
Jurnalisme Maslahat
Sementara itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS sejalan dengan apa yang disampaikan Rektor UIN Walisongo, yang menyatakan bahwa jurnalisme maslahat itu penting. Jurnalisme harus memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dan bangsa. Menyinggung tentang jurnalisme damai, Amir Machmud menyebut, damai itu untuk siapa.
“Damai itu untuk cinta tanah air Indonesia, dengan menunjukkan bahwa jurnalisme itu antikorupsi, mendukung perdamaian, antikekerasandan semacamnya,” ujar Amir Machmud.
Berkaitan dengan bench marking ini, Amir menyatakan, untuk kerja sama Sekolah Jurnalistik PWI Jateng dengan UIN mengadopsi Uji Kompetensi Wartawan. “Sehingga para peserta sudah seperti mengikuti uji kompetensi wartawan dengan materi yang diadaptasi,” katanya.
Bench marking kali ini diikuti 62 orang, dengan peminatan di bidang media cetak/online, radio, dan televisi. Adapun para penguji adalah para wartawan dari berbagai media, baik cetak, online, radio, maupun televisi.
Suarabaru.id/Tim