blank
Rina, saat dikunjungi pihak Dinkes dan Dinsos Grobogan dan Rina mengungkapkan isi hatinya kepada Abdul Rauf terkait dengan kondisinya selama tiga tahun terakhir ini. Foto: hana ESWE

GROBOGAN – Wajah bahagia terpapar dari raut Rina Dwi Budiarti. Meski harus diselingi tetes air mata, namun ia merasa lega karena sudah diperhatikan Pemerintah Kabupaten Grobogan. Rina, perempuan berbobot 200 kilogram yang selama pekan ini sempat diperbincangkan tersebut memang menginginkan pengobatan. Namun, karena keterbatasan ekonomi, ia hanya pasrah.

Di lingkungan tempat tinggalnya di Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan tersebut, perempuan ini dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah. Ia tidak mudah mengeluh meski ia mengalami hal yang berbeda dari perempuan-perempuan di sekitarnya.

Keinginannya untuk berobat ini didengar seorang wartawan yang kebetulan sedang meliput kegiatan di kompleks wisata Candi Joglo, tempat sehari-harinya Rina berjualan makanan di tempat tersebut. Di hadapan wartawan tersebut, ia menyampaikan keinginannya untuk berobat, agar dia tahu mengapa tubuhnya semakin berkembang hingga memiliki bobot 200 kilogram tersebut.

Melalui media tersebut, pihak Dinas Kesehatan Grobogan langsung mendatangi kediaman Rina yang sederhana. Yakni di pinggir jalan Raya Purwodadi-Solo, Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh. Di sana, pihak Dinas Kesehatan bersama tim medis dari Puskesmas 1 Toroh langsung melakukan cek lapangan dan pemeriksaan.

Pihak Dinas Kesehatan yang diwakili M Abdul Rauf mengatakan, setelah dilakukan cek lapangan dan pemeriksaan, Rina dimungkinkan menderita obesitas. Di samping itu, ia juga mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus (DM).

“Dia pernah melakukan pengobatan yaitu membeli obat di tempat-tempat farmasi. Itu pun kalau dia punya uang. Dengan adanya Dinas Kesehatan yang telah melakukan pengecekan dan pemeriksaan di lapangan dengan melihat keadaan ekonominya, maka kita usahakan menjadi peserta BPJS,” kata Rauf, sapaan akrabnya.

Meski yang bersangkutan telah didaftarkan menjadi peserta BPJS, Rina tidak dapat segera ditangani karena kartu BPJS tersebut baru dapat diaktifkan per 1 Maret 2019. Meski demikian, jika terjadi keluhan, perempuan tersebut dapat berobat dengan mempergunakan Jamkesda.

“Tapi nanti kalau sewaktu-waktu ia mempunyai keluhan dan perlu adanya perawatan, dia bisa dirawat dengan menggunakan fasilitas Jamkesda,” ungkapnya.

Menurut Rauf, pihaknya bersama-sama dengan Dinas Sosial melakukan sinkronisasi untuk melayani masyarakat Kabupaten Grobogan dan diharapkan tidak ada warga yang telantar karena butuh perawatan kesehatan.

“Kita sudah siap. Dari dulu pun kita sudah siap. Kalau ada yang memang membutuhkan kami sepenuhnya siap,” katanya.

Rauf menambahkan, pihaknya mengetahui adanya perempuan berbobot 200 kilogram di Desa Krangganharjo ini karena mendapatkan laporan dari wartawan. Menurutnya, ia tidak mengetahui kalau ternyata Rina mempunyai keluhan.

“Saya tidak tahu kalau dia ini punya keluhan karena dia masih bisa beraktivitas seperti biasa, berjualan di tempat wisata Candi Joglo. Karena itu, adanya teman wartawan tadi, dia dapat mengungkapkan isi hatinya bahwa dia ingin melakukan pengobatan. Dia berobat jika ada uang saja. Maka dengan adanya BPJS nanti, diharapkan dia dapat dirawat dengan menggunakan fasilitas kesehatan tersebut,” kata Rauf.

Sementara itu, pihak Dinas Sosial turut memperhatikan kondisi Rina. Pihaknya akan mengusulkan bantuan kepada Bupati Grobogan, Sri Sumarni, mengingat hal ini masuk dalam ranah kebijakan bupati.

“Kami tetap menangani yang bersangkutan dengan mengajukan usulan kepada Bupati. Hal tersebut karena masuk ranah kebijakan Bupati. Apalagi ini termasuk keluarga tidak mampu. Jamkesda dan BPJS sudah diurus, nanti kami perhatikan dalam memberikan bantuan yang tidak direncanakan,” papar Kepala Dinas Sosial, Andung Sutiyoso.

Usai didatangi pihak Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, Rina mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendengarkan suara hatinya tersebut. Termasuk membuat vlog ucapan terima kasih berbahasa mandarin. Kefasihannya dalam berbahasa Mandarin ini diperolehnya saat ia menjadi TKW di Taiwan dan Malaysia.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama Pemkab Grobogan melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, juga masyarakat Kabupaten Grobogan yang telah memperhatikan saya dan akhirnya saya dapat segera tertangani. Semoga nantinya saya dapat sembuh seperti sedia kala dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa,” tutur Rina.

Rina, saat dikunjungi pihak Dinkes dan Dinsos Grobogan dan Rina mengungkapkan isi hatinya kepada Abdul Rauf terkait dengan kondisinya selama tiga tahun terakhir ini.

 

suarabaru.id/hana eswe