blank
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara kunci pada pada webinar bertema ‘Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Konsep Pertanian Polikultur’ dan diselenggarakan Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) yang difasilitasi Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang. Foto: Suarabaru.Id/ Yon

MAGELANG (SUARABARU.ID)-  Budi daya pertanian polikultur mempunyai beberapa keunggulan yakni pemanfaatan lahan lebih efektif dan maksimal. Selain itu, jenis tanaman yang ditanam lebih dari satu sehingga  menghasilkan panen yang beragam.

Hal itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara kunci pada webinar bertema ‘Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Konsep Pertanian Polikultur’ dan diselenggarakan Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) yang difasilitasi Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UM Magelang), Sabtu ( 4/7).

Ganjar mengatakan, pertanian polikultur tersebut meniru keanekaragam ekosistem alami dan untuk menghindari pertamanan tunggal. “Dengan pemilihan tanaman yang tepat, sistem ini memberikan beberapa keuntungan, contohnya model tumpang sari dan wanatani,” katanya.

Menurutnya, latar belakang   penerapan  pertanian polikultur tersebut  yakni  lahan pertanian yang semakin menyusut , sehingga dilakukan  usaha-usaha yang terbatas untuk tanaman komoditas pertanian secara berdampingan. Selain itu, pertanian polikultur tersebut juga bisa mengurangi serangan hama pada tanaman pertanian.

“Contohnya, bawang daun dapat mengusir hama apdhis dan ulat pada tanaman kobis karena mengeluarkan bau alicin,” katanya.

Selain itu, penerapan pertanian polikultur juga bisa menambah kesuburan tanah. Dan penanaman lebih dari satu jenis  tanaman  tersebut bisa menghasilkkan  panen yang beragam. Sehingga memberikan dampak yang positif bagi para petani utamanya untuk meningkatkan pendapatannya.

“Karena apabila salah satu komoditas rendah, maka bisa ditutup dengan komoditas lainnya,’ imbuhnya.

Imbas Pandemi

Sementara itu, Rektor UM Magelang Suliswiyadi mengatakan, pandemi covid-19 yang saat ini terjadi, tidak hanya mengganggu sektor kesehatan, tetapi, juga berimbas para sektor ekonomi masyarakat.

“Di sektor pertanian, lembaga  pangan dunia, Food and Agriculture Organization (FAO) sudah memperingatkan bahwa dunia akan mengalami krisis pangan global akibat pandemi,” ujar Rektor. Beliau juga menyampaikan bahwa realita tersebut menunjukkan bahwa ketahanan pangan sama pentingnya dengan kesehatan masyarakat.

Ia mengatakan, sebagai salah satu lembaga pendidikan, UM MAgelang melalui MTCC telah melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap petani di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya dengan membentuk Forum Petani Multikultur Indonesia sejak 2018 lalu.

Menurutnya, forum tersebut dibentuk bertujuan untuk memotivasi sesama petani untuk melakukan pertanian berkelanjutan dengan tidak hanya bergantung pada satu jenis tanaman saja. sehingga bisa meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam meningkatkan produk sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan.

Yon-trs