blank
Patung Diponegoro dengan latar belakang Tugu Monas, salah satu patung pahlawan yang menghiasi kawasan ini. Foto:Tvy

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Monas atau Monumen Nasional adalah ikon utama Jakarta. Tugu dengan puncar berbentuk api menyala itu selalu menjadi daya tarik, terlebih bagi pengunjung yang baru datang ke Jakarta.

Bila kita turun dari kereta api di Stasiun Gambir, terlebih bila pada malam hari, puncak Monas benar-benar bagaikan menyala. Tetapi barangkali memang hanya Monasnya saja yang kita pandang. Padahal di kawasan itu ada detil-detil yang bisa kita temukan, bila sempat masuk ke kawasan itu.

Setidaknya, ada lima patung pahlawan yang terpajang di kompleks Monas. Yang pertama patung Mohammad Husni Thamrin. MH Thamrin, yang namanya diabadikan jadi salah satu jalan protokol di Jakarta, berlokasi di kawasan barat Monas.

blank
Patung MH Thamrin, tokoh Betawi yang pernah jadi anggota Volkraad pada masa kolonial. Foto: Tvy

Patung MH Thamrin yang memperlihatkan bagian dada ke atas ini dibuat pematung Arsono dan diresmikan pada 11 Januari 1982. MH Thamrin lahir di Jakarta, 16 Februari 1894 yang kemudian menjadi politisi di era Hindia Belanda sekaligus sebagai tokoh Betawi pertama yang menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di Hindia Belanda, mewakili kelompok pribumi.

Selain terkenal di dunia politik, beliau juga salah satu tokoh penting dalam dunia sepakbola Indonesia. MH Thamrin pernah menyumbang 2.000 Gulden di tahun 1932 untuk membangun lapangan sepak bola khusus untuk masyarakat pribumi.

blank
Patung IKADA. Foto: Tvy

Kemudian patung IKADA. ​​​​​​​IKADA adalah nama lapangan luas yang amat bersejarah, sehingga akhirnya Bung Karno membangun tugu Monas, dan lapangan itu menjadi suatu kawasan luas disebut kawasan Monas. Monumen Nasional ini dibuat untuk memperingati momen bersejarah Rapat IKADA 19 September 1945.

Lapangan Ikada menjadi saksi sejarah perjuangan pemuda dan rakyat pada rapat besar tanggal 19 September 1945. Saat itu sedang diadakan rapat besar di sana dengan bung Karno sebagai tokoh yang memberi pidato. Pemuda tetap datang meski lapangan dijaga ketat oleh tentara Jepang bersenjata lengkap. Kini Lapangan Ikada menjadi Lapangan Monumen Nasional dimana Monas berdiri kokoh. Patung Ikada sendiri bisa kamu temui di sisi selatan Monas.

Monumen ini memperlihatkan lima sosok manusia yang berkumpul. Patungnya terdiri atas lima manusia karena pada masa pendudukan Jepang, perkumpulan lebih dari lima orang dilarang karena dianggap akan merencanakan sesuatu. Patung ini dirancang oleh patung Sunaryo yang juga dosen ITB, dan diresmikan pada 20 Mei 1988.

blank
Patung RA Kartini, pejuang emansipasi wanita bangsa Indonesia. Foto: Tvy

Ada juga Patung RA Kartini. ​​ ​​​​​Patung yang terletak di kawasan timur Monas menggambarkan tiga pose Kartini yang sedang menari, berjalan dan mengasuh anak. Jika diperhatikan secara seksama, terdapat tulisan Jepang di bagian bawah patung. Ini tak mengherankan sebab patung Kartini tersebut pemberian dari pemerintah Jepang.

blank
Patung Chairil Anwar. Foto: Tvy

Patung Chairil Anwar. Patung penyair Angkatan 45 ini berada di depan patung Pangeran Diponegoro dan membelakangi taman Monas yang cantik. Plakat marmer yang menjadi alas patung kepala Chairil Anwar juga berisi tulisan berupa potongan puisinya yang paling tersohor yaitu Karawang Bekasi. Sekitar 2 meter dari patung juga terdapat plakat lain yang menjelaskan tentang sosok sang pujangga.

​​​​​​​Patung penyair Chairil Anwar dibuat oleh Arsono dan diletakkan di Taman Monas Utara. Wajah Chairil Anwar yang tenang memandang lurus ke depan. Dikutip dari laman resmi provinsi DKI Jakarta, patung ini diresmikan pada 21 Maret 1986.

Patung Diponegoro, juga ditemukan di sana.  ​​​​​​​Patung Pangeran Diponegoro di Monas ini dibuat oleh pemahat Italia Cobertaldo yang dikirim oleh Konsul General Italia di Indonesia Dr. Mario Pitta ke Indonesia. Cobertaldo melakukan penelitian untuk membuat patung Diponegoro, termasuk mempelajari berbagai posisi kuda yang sering ditunggangi Diponegoro.

Patung Diponegoro memperlihatkan sang pangeran dalam jubah dan sorban putih sedang menunggang kuda yang kedua kaki depannya diangkat ke atas. Patung ini dibuat selama setahun di Italia pada 1965.

Bila pengunjung berkesempatan masuk ke museum yang ada di dalam bangunan Tugu Monas, makin banyak yang kita temukan di sana. Ada salinan teks Proklamasi, diorama perjuangan, dan sebagainya.

Widiyartono R, dari berbagai sumber