blank
Bupati Joko Sutopo (depan) menyampaikan langkah dan strategi pelayanan penyambutan kedatangan para pemudik yang pulang kampung. Ikut mendampingi, Kapolres, Dandim bersama para pimpinan dinas dan instansi, serta personel dari gugus percepatan penanganan corona.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pemerintah menyerukan kepada kaum boro (perantau) yang mudik, untuk mematuhi protokol keselamatan agar tidak berpotensi menularkan atau tertular virus Corona. Langkah ini penting dilakukan, dalam upaya mencegah penularan wabah penyakit mematikan Virus Disease (Covid)-19.

Seperti diberitakan, Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyerukan, kepada mereka yang pulang kampung, agar bersikap disiplin melakukan physical distancing atau jaga jarak fisik satu sama lain, untuk menekan resiko penularan wabah corona virus. Dengan demikian, tidak menulari atau tertular virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organisation (WHO) terhitung sejak Jumat (20/3), secara resmi menganjurkan mengganti penggunaan frasa (satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat) social distancing (pembatasan sosial) menjadi physical distancing (pembatasan pisik).

blank
Untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi kaum boro yang pulang kampung, Puskesmas membuka call center, yang dapat diakses bagi pemudik. Sebagaimana yang dilakukan oleh Puskesmas Jatiroto ini.

Berdiam di Rumah
Alasan perlunya melakukan physical distancing, guna mengklarifikasi bahwa ada perintah untuk berdiam diri di rumah demi mencegah wabah virus corona, tanpa harus memutus kontak dengan teman atau keluarga secara sosial. Dengan penggunaan frasa physical distancing, diharapkan agar imbauan lebih jelas untuk menjaga jarak pisik guna memastikan penyakit tidak menyebar.

Dalam menyikapi kaum boro yang mudiuk, Bupati Wonogiri Joko Sutopo, mengatakan bahwa Pemkab Wonogiri telah menyiapkan tiga langkah strategis. Pertama, sejak Tanggal 13 Maret 2020 lalu  melakukan screening di terminal induk atau Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri.

Semua bus kedatangan maupun keberangkatan harus masuk terminal induk. Kemudian krus bus dan penumpangnya dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis. Bila ada gejala klinis, diminta melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan (Yankes).

blank
Di Giribelah, Kecamatan Giritontro, Wonogiri, dibuka posko pelayanan penyambutan kaum boro yang mudik.

Ketua RW dan RT
Kedua, telah dilakukan langkah koordinasi bersama seluruh camat, kepala desa (Kades) dan lurah, berikut seluruh Ketua RT dan RW, untuk mendata dan memberi imbauan kepada pemudik untuk bersikap mendukung pencegahan virus corona. Bila mendapati ada yang mengalami gejala klinis, batuk, pilek dan sesak napas, Ketua RT dan RW segera merekomendasikannya kepada yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya ke Yankes.

blank
Bagi kaum boro (perantau) yang pulang kampung, diwajibkan untuk melapor keberadaannya ke pihak desa di tempat mudik.

Ketiga, mendorong masyarakat untuk membudayakan gerakan masyarakat (Germas) melalui Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Kampanye Germas PHBS ini, telah disampaikan melalui Rakor dan sosialisasi mobiling, di tingkat kabupaten, kecamatan sampai ke desa dan tingkat RW-RT. Pemkab Wonogiri juga menjalin kerjasama dengan seluruh personel Babinsa dan Bhabinkamtibmas di semua Koramil dan Polsek, untuk ikut mensosialisasikan langkah pencegahan Covid-19.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo memberikan keterangan tersebut, Kamis sore (26/3) di Terminal Bus Giri Adipura, Selogiri, Wonogiri. Ikut mendampingi Bupati Dandim 0728 Letkol (Inf) Imron Masyhadi SE dan Kapolres AKBP Christian Tobing SIK, MH, MSi bersama jajaran pejabat teras Pemkab Wonogiri dan pimpinan dinas instansi terkait, serta personel dari Tim Gabungan Gugus Percepatan Pencegahan Virus Corona Kabupaten Wonogiri.

Bambang Pur