blank
Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina memberikan sambutan dalam FGD Program Pengentasan Kemiskinan, SMNet.Com/dh

 

MAGELANG- Pemkot Magelang menjalin kerjasama dengan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, untuk menangani masalah kemiskinan. Kerjasama tersebut dalam hal penelitian peran corporate social responsibility (CSR) pada program pengentasan kemiskinan.

Wakil wali Kota Magelang Windarti Agustina menerangkan, pemkot selama ini sudah memiliki banyak program dan kebijakan untuk keperluan tersebut. Namun hal itu belum berdampak maksimal terhadap penurunan angka kemiskinan.

‘’Melalui kerjasama diharapkan ada masukan-masukan positif, sehingga penanggulangan kemiskinan dapat tercapai,’’ kata Windarti dihadapan Focus Group Discussion (FGD) Penanggulangan Kemiskinan, Senin (16/4).

Dia mengemukakan, dari tahun ke tahun angka kemiskinan di Kota Magelang menunjukkan penurunan. Pada tahun 2017, angka kemiskinan mencapai 8,75 persen.

‘’Dengan target 6,44 persen pada tahun 2021, maka perlu partisipasi semua pihak untuk bersama-sama melaksanakan tugas mulia untuk mencapai target tersebut,’’ harapnya.

Menurutnya, diperlukan strategi jitu untuk dapat tercapai target penurunan kemiskinan sebesar 6,44 persen pada  2021. Strategi tersebut antara lain membangun basis data kemiskinan yang terintegrasi, memantapkan program pengentasan kemiskinan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan pengendalian penduduk.

Selanjutnya, meningkatkan pelayanan pendidikan, meningkatkan pelayanan sosial, meningkatkan daya saing pekerja dan meningkatkan kualitas pemukiman.

‘’Kami sangat menyadari pentingnya keterlibatan semua pihak dalam program pengentasan kemiskinan ini. Kiranya akan lebih efektif apabila kita dapat menyatukan langkah dan saling bahu membahu,’’ pintanya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang, Joko Soeparno menambahkan, penelitian yang dilakukan UNS adalah untuk mengetahui sejauh mana peran CSR/tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dalam program pengentasan kemiskinan dan mengevaluasi kemungkinannya untuk bisa diefektifkan dan disinergikan.

Baik dengan program pemerintah maupun antara TJSL yang satu dengan yang lainnya, sehingga lebih maksimal dalam rangka penurunan angka kemiskinan di Kota Magelang.

‘’Saat ini, kami juga sedang melakukan mekanisme pemutakhiran mandiri (MPM) untuk mengetahui data kemiskinan by name by address. Sesuai data yang ada, angka kemiskinan di Kota Magelang tahun 2017 mencapai 8,75 persen atau sekitar 10 ribu jiwa,’’ terang Joko.

Peneliti UNS Rutiana Wahyuningsih menjelaskan, beberapa tahun terakhir pihaknya rutin menjalin kerjasama dengan Pemkot Magelang terkait program-program yang dilaksanakan.

‘’Untuk kali ini, penelitian yang kami lakukan terkait kemiskinan di Kota Magelang. Kebetulan penelitian ini disetujui oleh kampus, sehingga kami bekerjasama dengan Pemkot Magelang,’’ tuturnya. (SMNet.Com/dh)