Terkait ini, pemerintah melalui berbagai programnyas, berusaha semaksimal mungkin membantu mewujudkan tempat hunian yang representatif, yakni rumah tempat tinggal yang sehat untuk masyarakat.
”Dengan tempat tinggal yang nyaman dan sehat, rakyat dapat tidur dengan nyenyak. Jasmaninya pun menjadi sehat, pikirannya maju, dan harapan kesejahteraan hidupnya menjadi meningkat,” tegas Bupati Pacitan, Indartato.
Penegasan orang pertama di Kabupaten Pacitan ini, Senin (29/6), disampaikan saat memimpin upacara peletakan batu pertama renovasi rumah layak huni (Rutilahu). Upacara diawali dengan pemotongan tumpeng kenduri selamatan oleh Bupati Pacitan, Indartato.
Bersama Dandim
Upacara peletakan batu pertama untuk menandai dimulainya pembangunan Rutilahu, dilakukan bersama Dandim 0801 Pacitan, Letkol (Inf) Nuri Wahyudi, didampingi Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto, bersama para pimpinan dinas instansi terkait lainnya.
Tim Humas Pacitan, Rizky, Luky dan Arif, mengabarkan, upacara peletakan batu pertama untuk mengawali bedah rumah pembangunan Rutilahu tersebut, dilakukan di Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jatim.
Menurut Bupati Indartato, program bedah rumah ini untuk merenovasi Rutilahu milik keluarga tidak mampu. Program yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) ini, dilaksanakan bekerjasama dengan Kodam V Brawijaya. Menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan tempat hunian yang layak bagi warga. ”Terutama bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan,” jelas Bupati Indartato.
Tahun ini ada sebanyak 350 unit Rutilahu di Kabupaten Pacitan, yang masuk dalam program renovasi. Jumlah tersebut, tersebar di 12 kecamatan se Kabupaten Pacitan. Kriteria penerima bantuan bedah Rutilahu, adalah warga miskin atau keluarga yang rentan serta memiliki rumah berkategori layak direnovasi.
Syaratnya, rumah tersebut berdiri diatas tanah milik pribadi. Selain melaksanakan program renovasi Rutilahu, Kodim 0801 Pacitan juga mengerjakan program Jambanisasi sebanyak 500 unit, yang tersebar di 6 kecamatan.
Bambang Pur