JEPARA (SUARABARU.ID) – Setelah mendapatkan “tekanan” dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) dan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM), terkait penanganan masalah sosial di Kabupaten Jepara, puluhan anak punk yang berada diberbagai tempat di Jepara akhirnya diamankan oleh petugas gabungan dari Sat[pol, Polres dan Kodim. Keprihatinan kedua ormas keagamaan tersebut dilakukan setelah melihat perkembangan punk dan maraknya karaoke di Jepara itu diwujudkan dalam bentuk surat pernyataan bersama. Sementara untuk karaoke belum dilakukan tindakan.
Dari hasil operasi yang dilakukan beberapa beberapa hari ini , sebanyak 27 orang berhasil diamankan. Dari jumlah tersebut 9 anak dikembalikan lagi kepada orang tuanya karena berstatus pelajar, sedangkan 18 sisanya harus mengikuti program pelatihan di BLK Jepara. Dua diantaranya berjenis kelamin perempuan.
Sekda Jepara Edy Sujatmiko didampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Damkar Jepara, Hery Yulianto mengunjungi belasan anak punk yang sedang mengikuti program pembinaan lanjutan di Kantor Balai Latihan Kerja (BLK) Jepara, Senin (20/1/2020) pagi. Selama sepekan mereka akan di karantina untuk mengikuti program yang telah disiapkan Pemerintah Kabupaten Jepara bersama jajaran TNI/Polri dan tokoh agama.
“Setelah mengikuti program ini diharapkan mereka akan sadar dan kembali kepada keluarga serta dan tidak akan menjadi anak jalanan lagi. Sebab anak-anak ini harus memiliki masa depan yang pasti dan tidak menjadi beban orang tua dan masyarakat. Betapapun mereka adalah anak-anak kita yang sementara ini memilih jalan yang tidak tepat,” ujar Edi Sujatmiko.
Menurut Edi Sujatmiko, Pemerintah Kabupaten Jepara serius menangani keberadaan komunitas anak punk di Jepara. Sebab kota ini merupakan salah satu daerah tujuan wisatya andalan Jawa Tengah. “Tentu para wisatawan, dan bahkan masyarakat tidak nyaman melihat perkembangan anak punk seperti ini,” ujar Sekda Jepara. Oleh sebab itu dengan menggandeng jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, serta instansi lintas sektoral dilakukan pembinaan khusus kepada anak jalanan yang kerap kali menimbulkan keresahan masyarakat ini.
Diungkapkan oleh Edi Sujatmiko, daripembinaan ini diharapkan akan memberikan efek jera bagi mereka untuk melakukan aktifitas jalanan. Termasuk peringatan pula bagi komunitas punk dari daerah lain, yang hendak masuk ke Jepara. “ Tetapi yang utama kami ingin berupaya untuk menyadarkan mereka agar kembali kepada keluarganya. Tidak hanya secara mental, akan tetapi secara fisik, untuk mampu memahami arti sebuah kehidupan yang sebenarnya,” ujar Sekda Jepara.
Pembinaan ini dilakukan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), penanganan khusus komunitas punk ini. “Kita mulai operasi pembinaan minggu ini selama enam hari. Akan kita lihat, jika masih ada yang kena akan kita evaluasi lagi. Sampai mereka benar-benar sadar,” katanya.
Selama menjalani proses karantina mereka akan dibekali dengan berbagai hal pengetahuan. Tidak hanya ketrampilan, kecakapan hidup dan juga ilmu keagamaan. “Ini juga dari NU dan Muhammadiyah akan melakukan pendekatan spiritual, agar mereka tersadar dan tidak melakukan aksi yang meresahkan masyarakat,” katanya.
SuaraBaru.Id / Hadi Priyanto