KUDUS (SUARABARU.ID) – Milklife Soccer Challenge 2024 kembali hadir di Kota Kudus dengan menghadirkan kompetisi sepak bola putri tingkat sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di Supersoccer Arena Rendeng Kudus, 26 Februari – 3 Maret 2024.
Gelaran kompetisi kali ini merupakan sesi pertama yang digelar tahun 2024 ini. Ribuan pesepakbola putri usia belia akan saling beradu ketangkasan memainkan si kulit bundar dalam turnamen kali ini.
Head Coach Milklife Soccer Challenge Timo Scheunemann mengatakan, pada kompetisi kali ini sudah ada peningkatan dibanding tiga seri kompetisi yang digelar pada tahun sebelumnya.
Jika pada kompetisi sebelumnya tim sepak bola putri dari SD 2 Rendeng Kudus nyaris tidak ada lawan sepadan, pada kompetisi ini ada beberapa tim yang hampir bisa mengimbangi. Misalnya tim dari SD Gedangan Rembang.
Melihat sudah hampir meratanya kualitas permainan bibit muda sepak bola putri ini Timo merasa bangga. Pasalnya hal ini bisa menjadi indikator keberhasilan materi latihan yang diberikan oleh para pelatih di masing-masing tim.
Timo berharap potensi bibit muda yang ada kali ini perlu terus diasah. Usia mereka masih sangat belia. Mereka perlu didampingi dan diarahkan agar kelak bisa menembus sebagai atlet sepak bola putri profesional.
“Setelah lulus dari sekolah dasar harus berani masuk SSB (sekolah sepak bola). Itu untuk pembinaan di jenjang U-14 nanti,” kata Timo.
Keseriusan pembibitan dan pendampingan bagi atlet belia sepak bola putri di Kudus ini bukan tidak mungkina kelak penyokong komposisi pemain tim nasional sepak bola putri banyak ditemukan dari Kudus.
Pada kompetisi seri pertama 2024 ini diikuti oleh 1.712 siswi dari Kudus, Jepara, Pati, dan Rembang. Mereka tergabung dalam 151 tim yang terdiri atas tim U-10 sebanyak 41 tim dan U-12 sebanyak 110 tim.
Sementara Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan, MilkLife Soccer Challenge seri pertama 2024 melibatkan total 101 SD dan MI yang berada di Kudus dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa geliat sepak bola putri sudah mulai meluas sejak pertama kali turnamen ini digagas pada tahun lalu di Kudus.
“Bukan hanya ikut meramaikan, tapi mereka juga datang dengan tujuan meraih juara. Artinya, kecintaan para siswi terhadap sepak bola putri sudah mulai besar dan ini harus dijaga melalui kompetisi yang digelar secara rutin,” kata Yoppy.
Berbeda dari gelaran MilkLife Soccer Challenge pada tahun sebelumnya, dalam turnamen kali ini bakat-bakat pesepak bola putri terlihat jelas di atas arena. Tidak hanya guliran gol yang berhasil disarangkan, teknik permainan pun mulai meningkat sehingga jalannya pertandingan semakin kompetitif.
Ali Bustomi