BLORA (SUARABARU.ID) – Program kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Blora, Jawa Tengah, mulai diujicoba dengan tahap simulasi untuk percontohan.
Pada tahap awal, pelaksanaan simulasi KBM baru diterapkan di satu sekolah, yakni SMA Negeri 1 Ngawen, dan rencananya disusul sekolah lainnya.
“Sementata ini simulasi sudah berjalan 14 hari, kami sedang evaluasi jika tidak ada kendala akan diajukan sekolah lain ke provinsi,’’ terang Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah IV Jawa Tengah, Sugiyanto, Jumat (13/11/2020).
Mantan Kepala SMK Negeri 2 Blora menambahkan, saat simulasi yang berjalan selama dua pekan itu, memang tidak ada kendala, lancar dan siswa didik sangat patuh dengan protokol kesehatan (prokes).
Selanjutnya cabang dinas merekomendasi agar KBM bisa diteruskan, dan dilakukan dengan penambahan jumlah siswa yang mengikuti belajar tatap muka, kata Sugiyanto.
‘’Sementara ini jumlah siswa yang mengikuti hanya 108, yakni jumlah 800 siswa untuk dilajukan penambahan,’’ lanjut mantan Kepala SMK Negeri 1 Cepu tersebut.
18 Siswa
Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan tim gugus tugas penanganan covid-19 Kabupaten Blora bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pendidikan (Dindik) untuk diusulkan tambahan sekolah.
Bahkan pada Rabu (11/11/2020), pihaknya sudah mengundang semua Kepala SMA dan SMK ditambah empat sekolah swasta.
“Nantinya sekolah mana yang ingin melakukan simulai KBM, bisa melakukan pengajuan,” tambah Sugiyanto.
Hanya saja sekolah yang akan ajukan simulasi KBM tatap muka dalam suasana pandemi virus corona ini, harus memperhatikan status zona dikecamatan di wilayahnya sudah zona kuning, kata Sugiyanto lagi.
‘’Contoh Kecamatan Blora dan Cepu, karena masih zona orange belum boleh tatap muka meskipun dalam paparan mereka bagus,’’ kata Sugiyanto.
Jika sekolah sudah siap dan zona sudah kuning, sekolah bisa langsung melakukan pembelajaran, tambah dia. Sedangkan Untuk jam pelaksanaan KBM, pihaknya membatasi dalam satu kali tatap muka paling lama selama empat jam dan tidak setiap hari.
‘’Terserah sekolah bisa menerapkan satu jam pelajaran 45 menit atau 30 menit, dengan ketentua maksimal empat jam dalam sekali tatap muka,’’ tambah Sugiyanto.
Terpisah Kepala SMAN Negeri 1 Ngawen, Apri Sukoco, menjelaskan dalam pelaksanaan simulai siswa yang masuk dibatasi. “Kami tetapkan hanya 18 siswa dalam satu kelasnya,’’ jelas Apri.
Sejauh ini pelaksanaan KBM tatap muka di masa pandemi covid-19 berjalan dengan baik, bahkan Kamis Bupati Blora, Djoko Nugroho, menyempatkan diri melakukan kunjungan ke SMAN Negeri 1 Ngawen, termasuk sekolah dari luar daerah datang untuk studi tiru.
Wahono-trs