BARU SAJA ada teman cerita, warung makan temannya mengalami keanehan. Pelanggan yang sebagian teman facebook itu, beberapa kali saat mau jajan di situ, warung tampak tutup. Padahal pemiliknya mengaku buka setiap hari, kecuali Jumat.
Saya sering mendengar fenomena itu. Bahkan itu juga dialami teman dekat saya saat dia mau beli nasi gandul. Warung yang dituju, dua kali dicari tidak ketemu. Padahal dia tahu pasti lokasinya ada di depan bengkel langganannya.
Belanja Alat Lukis
Saya sendiri bahkan pernah mengalami kejadian yang belum ketemu nalarnya. Saat akan belanja alat melukis di toko bingkai dekat toko Gunung Agung – Kwitang, Jakarta, pintu utama toko tampak terkunci. Ruang dalam dan teras tampak lusuh, gelap dan pada halaman tumbuh rumput dan ilalang. Sampah berserakan dan pagar yang berbatasan trotoar tampak dirantai.
Lain waktu, saat saya ke Jakarta untuk belanja lagi pada toko yang sama, situasinya normal. Saya lalu masuk dan ngobrol dengan satpam, menanyakan kenapa dua bulan lalu toko tutup dan kumuh. Oleh penjaga dijawab “Masa iya pak?”
Ternyata fenomena itu bukan hal baru. Saya beberapa kali mendengar kisah itu dari kawan-kawan dikaitkan dengan metafisis. Sebelumnya, kejadian itu saya anggap kabar burung. Ketika saya mengalami sendiri, sulit untuk tidak mempercayainya.
Setiap disiplin ilmu memiliki bahasa berbeda dalam menjelaskannya. Ada teman mengaku tokonya pernah diinfokan sering tutup, namun dia meyakinkan tokonya hanya tutup saat menjelang salat Jumat saja.
Teman lain mengaku, awal kali buka toko dia merasa normal-normal saja, namun ketika toko semakin lengkap isinya, justru makin sepi pembeli. Bahkan pagi hari saat dia membersihkan rumput di halaman, didapati bekas galian tanah.
Saat galian itu dibongkar ditemukan darah mengering, bangkai ayam cemani dalam kondisi bagian matanya ditusuk sebelas jarum. Setelah bungkusan itu dibuang ke kali, toko itu berangsur normal.
Menurutnya, waktu dia akan sewa kios, sebelumnya sudah diminati pedagang mi ayam, yang kemungkinan sakit hati karena kesepakatan lisan dengan pemilik kios itu dibatalkan. Bisa jadi itu persaingan bisnis kelas bawah. Wallahu a’lam.
Kadang, secara logika fenomena ini sulit diterima. Ada counter beromzet Rp 15 Juta sehari mengalami hal sama. Saat dia memanggil orang pintar untuk menetralkan, begitu dilakukan pencabutan tumbal, 1,5 jam kemudian pelanggan mulai berdatangan. Pengakuan pelanggan, sama. Toko tampak tutup.
Saya kadang menemui seseorang yang mengalami kasus ini. Memang sering terjadi hal aneh, tidak masuk akal antara sebelum dan sesudah dirituali. Intinya, saya masih menyisakan pada bagian otak saya untuk meyakini adanya “hukum alam” tentang energi besar mengalahkan yang kecil.
Namun, tidak selamanya penyebab semua itu dari luar diri. Terkadang bisa juga dari diri sendiri. Mungkin ada ikhtiar yang membuat hal itu terjadi. Misalnya, karena persaingan antar usaha yang ketat, seseorang ingin membentengi usahanya. Dan terbukti amalan itu sukses dalam hal menangkal, namun efeknya juga bisa membuat usaha sendiri jadi berat pemasukan.
Bukan Hanya Warung
Ada kisah lain, namun ini bukan warung, melainkan salon. Yang satu ramai order, satunya lagi sepi. Kebetulan, ada teman yang potong rambut disitu. Biasanya tempat itu ramai. Akhirnya dia pilih salon yang sepi, padahal lokasinya sangat strategis.
Berkali-kali teman saya kesitu selalu nyasar, seperti tidak pernah ada tempatnya. Pernah saya melacak, berhenti di depan salon. Yang aneh dalam hati merasa enggan masuk. Dan ketika masuk, walau di dalam, tempatnya bersih, namun tercium bau amis entah dari mana bau itu.
Di sebagian daerah yang kental aroma mistisnya, hal seperti itu sudah biasa. Bahkan toko sembako dengan aset perhari Rp 3.000.000 mendadak omsetnya menjadi Rp 500.000. Dan setelah dinetralkan, tiga hari kemudian pemilik toko bermimpi banyak ular dan kelabang pada mati di tokonya. Dan perlahan, omset tokonya mulai meningkat.
Efek Pandangan
Pengalaman teman lain, beda lagi. Ada teman mau sewa kios berdekatan warung nasi goreng. Kalau nasi gorengnya ada di timur, jasa service laptop jadi sepi karena dikira tutup. Namun saat posisinya dibalik, mie ayam di kios barat jasa servis laptop, keduanya ramai pembeli, karena sama-sama terlihat yang melintas dari selatan dan timur.
Jadi, yang ini sebenarnya tidak berkaitan dengan magis, melainkan efek pandangan mata. Mengantisipasi kasus “terlihat – tidak terlihat” itu, setiap mau buka tempat usaha, perlu survey terlebih dulu untuk memastikan lokasi itu mudah terlihat dari pandangan sekilas dua arah, baik dari pandangan pejalan kaki atau kendaraan.
Faktor lain yang menyebabkan warung atau toko atau jenis usaha lain kurang hoki itu ketika omzet turun, pemilik atau pengelolanya lebih mengedepankan suudzon kepada sesama pedagang yang menjahilinya dengan kekuatan mistis.
Adanya keyakinan itu justru menguras energi, mencari orang pintar untuk “menangkal” serangan magis, dana, pikiran dan waktu terkuras untuk masalah yang belum tentu masalah. Wakafa billahi wakiila, cukuplah Allah sebagai pelindung.
Masruri, praktisi dan konsultan supranatural tinggal di Siarahan, Cluwak, Pati