blank
Pedagang memadati JLS Salatiga, sehingga arus lalu-lintas menjadi tersendat. Foto: Catur Pramudito

SALATIGA (SUARABARU.ID) Pesona Pasar tiban Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga tak henti-hentinya mengundang daya tarik masyarakat. pasalnya pasar yang diadakan setiap seminggu sekali ini, tetap ramai dikunjungi meski terletak di jalur sabuk yang menghubungkan kota Semarang dan Surakarta.

Minggu (26/1/2025) dimulai pukul 06.00 WIB hingga 09.30 WIB, adalah waktu saat ruas jalan antara persimpangan kecandran hingga persimpangan pulutan kota salatiga, ketiban pasar.

Ya, ketiban dalam istilah Pasar Tiban merupakan istilah Jawa yang berarti kejatuhan atau jatuh. Sebutan yang dikenal luas sejak dahulu ini dapat diartikan sebagai pasar dadakan atau pasar kaget yang muncul secara tiba-tiba.

Dinginnya kota Salatiga pada minggu pagi, tak menyurutkan minat masyarakat untuk datang ke Pasar Tiban yang akrab di telinga warga setempat dengan sebutan pasar pagi. Beragam lapak tampak berderet di sepanjang dua sisi ruas jalan menawarkan berbagai produk tradisional maupun modern.

Pasar tiban yang identik dengan jajanan tradisional ini nyatanya juga menawarkan berbagai kuliner kekinian yang tak kalah diburu pengunjung. Bermacam pilihan yang variatif serta harga yang terjangkau, menambah pesona pasar yang berdekatan dengan panorama persawahan ini.

“Tiap minggu selalu datang kesini. Soalnya banyak pilihan kulinernya, dari jajanan lawas sampai yang tren di medsos. Beda sama pasar-pasar yang lain,” ujar Ima, salah satu pengunjung.

Selain kuliner, bermacam model busana pun terlihat memenuhi deretan lapak penjual. Pakaian anak, jaket, kaos, busana muslim sampai pakaian bekas tak luput turut terpampang di sepanjang jalan.

Arus Lalu-Lintas Tersendat

Kendati demikian, hadirnya pasar tiban yang berada di Jalan Lingkar Selatan tak jarang menjadi persoalan. Pasalnya, tak adanya pengalihan arus kendaraan membuat sepanjang ruas pesimpangan kecandran-pulutan kerap tersendat. Apalagi mendekati momen-momen tertentu seperti hari besar, libur panjang atau tahun baru, kemacetan tak dapat dihindari.

Guna mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah menggandeng Polsek Sidorejo dan Dinas Perhubungan telah memberlakukan rekayasa lalu lintas dengan mematikan sementara Lampu Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas atau APILL (traffic light) serta memasang pembatas jalan di persimpangan Pulutan.

Rekayasa lalu-lintas dilakukan di sini, mengingat persimpangan ini merupakan salah satu titik kerumunan pasar. Sementara pemberlakuan secara normal kembali dilakukan setelah pasar selesai.