“Khusus untuk adik, saya gratiskan! Kalau sama orang lain, pernah ada yang minta tiga benda susuan, dia ikhlas mengganti dengan mobilnya, namun saya tidak mau,” jawabnya.
“Kalau saya coba dengan jepitan tang, bagaimana?” tanya saya.
“Itu masih ringan, Adik bisa mencoba dengan potongan kuku,” jawabnya.
Melihat cara bicranya yang meyakinkan, saya berbaik sangka. Saya lalu pulang untuk memberi kabar gembira kepada teman-teman. Apalagi menurut cerita paranormal itu, sebagian dari fungsi benda magis duplikat atau susuan itu tahan benda tajam dan panas.
Angan saya pun langsung mengkhayal. Membandingkan ilmu kekebalan versi Ki Amongrogo, yang biasa diuji dengan jepitang tang. “Wah, kalau jepitan kuku itu tajamnya dua arah, atas dan bawah,” kata saya dalam hati.
“Sebelum benda duplikat saya bikin, tolong adik membuat tempatnya dari kulit, usahakan jangan hanya satu. Siapa tahu nanti saya membutuhkan,” katanya. Karena yakin dengan kelugunya, saya membuat tempat (rumah) azimat susuan 10 biji. Tujuannya sebagai hadiah agar hati paranormal itu senang.
Telepon dari Negeri Seberang
Saat menanti proses pemindahan energi dari azimat asli ke kulit kijang, malam hari saya menerima telepon dari pembaca buku dari negara tetangga. Dia itu baru saja ditipu seseorang dari ujung timur. Dalam pembicaraan melalui telepon, dia minta informasi kemana dia harus belajar ilmu kebal yang benar-benar asli.
Saya lalu menceritakan apa yang barusan saya dengar dari paranormal yang menjanjikan benda duplikat (susuan) juga beberapa informasi yang lain. Intinya, apa yang saya dengar, itu pula yang saya sampaikan, tidak ada yang saya tambah dan saya kurangi.
Spontan, kenalan dari negeri seberang itu tertarik dengan benda susuan. Walau bersifat sementara, dan yang menarik itu karena bisa dimanfaatkan untuk demo (atraksi). Dia lalu transfer uang ke Indonesia. Seminggu dari proses penyusuan, saya mendatangi paranormal, namun dia sulit ditemui.
Menurut yang jaga rumah, belakangan paranormalnya banyak dibutuhkan para pejabat. Penjaga rumah lalu saya titipi uang Rp 1.000.000,- Uang saya berikan sebagai hadiah lebaran. Uang lalu diterima dan saya disarankan datang pada malam Jumat berikutnya.
Setelah datang lebih dari tujuh kali, saya dapat menemuinya. Ketika kami bertemu dia buru-buru mengajak saya masuk kamar. Dia lalu menjelaskan, untuk hasil yang lebih sempurna, dia minta waktu 40 hari proses penyusuan. Melihat gelagat dan bicaranya, saya mulai curiga.
Biasanya orang yang mengulur-ulur waktu itu punya niat kurang baik. Sesampai di rumah, saya musyawarah dengan beberapa teman. Mereka menyarankan saya untuk bersabar. Siapa tahu paranormal itu menguji kesabaran saya sebelum duplikat benda magis itu diserahkan.
Bersambung