“Sebenarnya ibu saya terdaftar di BPJS yang dibayari pemerintah, punya KIS (Kartu Indonesia Sehat). Tapi nggak tahu kenapa, tiba-tiba KISnya non aktif. Ibu saya sudah berusaha melapor ke pemerintah desa, tapi sampai sekarang belum ada respon,” tutur Linda yang dibenarkan ibunya.

Ia dan Suyati merasa bersyukur ada program OKG gratis ini. Seharusnya, kedua matanya membutuhkan operasi, namun hari ini baru yang kanan. Karena memang tidak diperbolehkan operasi katarak untuk dua mata sekaligus.

Terpisah, Project Manager PT Erela, dr Andriani Tjahyaningsih menjelaskan bahwa, OKG merupakan kegiatan baksos sebagai tanggung jawab sosial melalui CSR (Corporate Social Responsibility).

“PT Erela sudah melakukan banyak baksos. Selain operasi katarak gratis, juga ada pengobatan gratis di seluruh Indonesia. Purworejo adalah titik ke-28 OKG tahun ini dan yang terakhir. Tahun depan (2025) PT Erela merencanakan kegiatan OKG di 30 titik di seluruh Indonesia. Hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa sudah, Kalimantan, Sulawesi, Palembang juga sudah,” jelas dr Andriani.

Andriani menjelaskan, pihaknya menargetkan pasien non BPJS, pasien kurang mampu yang belum ter-cover program kesehatan pemerintah. Tujuannya untuk makin meningkatkan kualitas hidup warga.

“Hari ini ada 28 peserta yang ikut OKG di Panti Waluyo. Kalau di luar Jawa, biasanya bisa 100 orang lebih yang ikut. Kami juga bekerjasama dengan RS Sardjito Yogyakarta dan UGM, jadi penentuan lokasinya mana, kami ikut saja. Domter spesialis mata yang bertugas hari ini satu dari Panti Waluyo dan dari RS Sardjito,” tambah dr Andriani.

Selain operasi gratis, para peserta juga akan mendapat perawatan pasca operasi hingga sembuh. Setelah operasi, PT Erela yang merupakan pabrik farmasi memberikan obat antibiotik tetes mata, obat anti inflamasi tetes mata, analgetik dan vitamin.

Seminggu usai operasi, pasien juga akan mendapatkan pelayanan kontrol dan obat-obatan gratis di RS Panti Waluyo.

Vash