SRAGEN (SUARABARU.ID)– Setelah melihat hasil jual gabah panen membaik, Kepala Desa Pengkok Sugimin Cokro memutuskan menanami semua tanah bengkok atau tanah yang digarap perangkat desa seluas hampir 20 ha dengan tanaman padi.
Dikatakan saat musim panen raya padi di Sragen Oktober 2024 lalu, harga gabah panen padi Inpari 32 anjlok hanya dihargai Rp 6.000 per kg. Saat panen raya berlalu dan masih ada lahan yang panen, harga gabah merambat naik.
“Sekarang ini harganya naik menjadi Rp 6.700 per kg,” tutur Sugimin Cokro dihubungi usai panen di lahan sawah, Minggu (24/11/2024). Meski idealnya, lanjut Cokro harga gabah panen diharapkan Rp 7.300 – Rp 7.500 per kg.
Kenaikan harga gabah secara signifikan itu menguntungkan para petani di Sragen, termasuk petani di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen.
Hasil panen padi akhir November 2024 disambut gembira kalangan petani, karena harganya masih terbilang bagus.
“Petani sangat berharap setiap kali panen, harganya masuk atau lumayan setelah diperhitungkan dengan ongkos produksi,” ungkapnya.
Para petani di Desa Pengkok yang memiliki lahan total seluas 375 ha, sebagian besar lahan itu ditanami padi. Ada juga hortikultura dan sebagian kecil tebu. Tanaman padi bisa panen padi dua kali setahun.
Sedangkan bagi pemilik sumur submersible atau petani yang menjalin bekerja sama dengan pemilik sumur, bisa panen tiga kali dalam setahun. Cokro berharap anak-anak muda bisa menjadi petani millenial untuk mengurangi pengangguran.