WONOGIRI (SUARABARU.ID) – ”Arus mudik Natal Tahun Baru terhitung landai. Memang ada penambahan kedatangan, tapi tidak seramai ketika Hari Raya Idul Fitri,” tegas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, Waluyo.
Meski demikian, Polres Wonogiri bersama aparat terkait, tetap melaksanakan pengamanan Nataru secara all out. Kasi Humas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo, menyatakan, pengamanan dilakukan pada semua gereja dan rumah ibadah yang digunakan untuk sembahyang Misa oleh umat Kristiani, dan tempat-tempat yang dipakai untuk menggelar perayaan Natal.
Sebagaimana dilakukan oleh Umat Gereja Kristen Jawa (GKJ) induk Sanggrahan Wonogiri misalnya. Ibadat persembahyangan digelar di gereja, tapi perayaan Natal diselenggarakan di Gedung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang berlokasi di Brumbung, Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.
Bersama itu, juga dilakukan pengamanan pada arus mudik Nataru dan pengamanan di objek wisata. Melalui Patroli Skala Besar (PSB) yang dilakukan secara gabungan, juga menyambangi pusat keramaian publik, seperti alun-alun, stasiun, terminal, stadion Pringgondani, pasar, pertokoan dan pusat kuliner.
Dipimpin langsung Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo, pengamanan Nataru diawali dengan apel bersama, kemudian dilakukan PBS. Melibatkan jajaran TNI AD dari Kodim 0728, Satpol-PP, Dishub, bersama para pihak terkait.
Menurut Kapolres, PSB digelar untuk menciptakan situasi Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif. ”Kita berupaya maksimal, agar masyarakat merasa aman dan nyaman. Juga dalam upaya mengantisipasi kemunculan tindak kriminalitas,” tegas Kapolres.
Reuni Akbar
Arus mudik Nataru, didominasi perantau (kaum boro) dari wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), yang pulang kampung memakai mobil-mobil pribadi. Hal ini terlihat banyak kendaraan dari luar kota yang berseliweran di kawasan Kota Wonogir. Bahkan keberadaannya, mendominasi di area parkir depan Pasar Kota dan depan toko swalayan di Kota Wonogiri.
Kaum boro yang mudik pada liburan Nataru, ada yang kemudian menggelar acara reuni. Seperti dilakukan para alumni SMEA (sekarang SMK) Negeri 1 (Semegi) Wonogiri, Kamis (26/12/24), menggelar reuni akbar lintas lulusan. Yakni lulusan Tahun 1982 sampai Tahun 1987.
Istilah Jabodetabek, awalnya adalah Jabotabek yang populer di akhir Tahun 1970-an. Kemudian direvisi menjadi “Jabodetabek” pada Tahun 1999, saat Kota Depok tergabung dalam wilayah penyangga Jakarta. Sekarang, berubah menjadi “Jabodetabekjur” atau “Jabodetabekpunjur” sebagaimana disahkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 54 Tahun 2008. Meskipun nama Jabodetabek lebih sering digunakan.
Kawasan Jabodetabekpunjur mencakup wilayah administrasi tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Wilayah administrasi di Jakarta meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
Wilayah Provinsi Jawa Barat, meliputi kawasan metropolitan Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan sebagian barat laut Kabupaten Cianjur. Sementara itu, wilayah Provinsi Banten memcakup Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.(Bambang Pur)