Sekda Edy Sujatmiko memimin rakor persiapan pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024

JEPARA (SUARABARU.ID) – Memastikan kelancaran dan keberhasilan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 di Kabupaten Jepara, Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar rapat koordinasi (Rakor) yang dilaksanakan di Ruang Rapat RMP Sosrokartono, SETDA Jepara (19/9/2024). Rakor ini diadakan sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 440.0/2233 mengenai persiapan SSGI 2024, serta surat dari Kementerian Kesehatan RI yang menegaskan pentingnya dukungan pelaksanaan survei.

SSGI 2024, yang akan berlangsung dari Agustus hingga Desember 2024, akan melibatkan berbagai institusi, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pusat Statistik (BPS), dan tim pakar dari kalangan akademisi. Pihak manajemen lapangan akan dikelola oleh PT Superintending Company of Indonesia (Sucofindo). Survei ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran status gizi balita, khususnya dalam hal stunting, wasting, underweight, dan overweight, serta faktor-faktor determinan yang memengaruhi status gizi.

Rakor dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko, S.Sos., M.M., M.H., dan dihadiri oleh seluruh jajaran perangkat daerah, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn., serta camat, Kepala Puskesmas Se-Jepara dan kepala OPD lainnya. Pelaksanaan SSGI ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting dalam upaya percepatan penurunan stunting dan peningkatan status gizi balita di Kabupaten Jepara.

Dalam arahannya, Edy Sujatmiko menyampaikan pesan penting dari Penjabat (PJ) Bupati Jepara, yang memerintahkan agar semua pihak segera merespon dan mendukung sepenuhnya pelaksanaan survei ini. “Kesuksesan SSGI adalah tanggung jawab kita bersama, ini bukan hanya tentang memenuhi kewajiban pemerintah pusat, tetapi bagaimana kita memastikan bahwa anak-anak kita di Jepara mendapatkan hak mereka untuk tumbuh sehat dan kuat, serta kesuksesan SSGI adalah kesuksesan kita bersama,” ujar Edy dengan penuh semangat.

Survei ini akan dilaksanakan di 514 kabupaten/kota di 38 provinsi, menggunakan 34.500 Blok Sensus (BS) yang telah ditentukan BPS. Di Kabupaten Jepara sendiri, terdapat 77 BS yang mencakup 770 rumah tangga balita yang tersebar di 16 kecamatan dan 22 Puskesmas. Pengambilan data akan dimulai dengan update BS oleh petugas updating pada 15-29 September dan pengukuran responden oleh enumerator awal Oktober hingga November 2024.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan survei ini memerlukan kerja sama yang baik dari semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan di lapangan, camat, hingga perangkat desa. “Mohon dukungan penuh dari Bapak PJ Bupati, Bapak Sekda, semua perangkat OPD, dan Pak Camat untuk turut serta dalam proses pendampingan, pengawalan, dan pemantauan demi suksesnya SSGI ini. Setiap tahap harus dampingi dengan seksama agar hasilnya benar-benar dapat digunakan untuk perumusan kebijakan yang tepat,” ujarnya.  Ini adalah kesempatan bagi kita untuk berkontribusi nyata dalam upaya penurunan stunting dan perbaikan gizi di Kabupaten Jepara. Kesuksesan ini adalah kesuksesan kita semua, kesuksesan Pemerintah Kabupaten Jepara,” tambahnya penuh optimisme.

Jumlah BS di Kabupaten Jepara sebanyak 77 BS dengan jumlah responden 770 rumah tangga balita, tersebar di 16 Kecamatan dan 22 Puskesmas. Hasil pengukuran e-PPBGM bulan Agustus menunjukkan bahwa jumlah balita yang diukur mencapai 41.417, yang merupakan 50% dari total jumlah balita. Dari jumlah tersebut, tercatat 1.400 balita mengalami stunting (3,4%), 2.161 balita mengalami wasting (5,16%), dan 2.819 balita underweight (6,99%).

Dalam upaya meningkatkan status gizi di Kabupaten Jepara, berbagai intervensi telah dilakukan. Sebanyak 11.527 balita telah mendapatkan layanan weighthaltering, yang bertujuan untuk memantau dan meningkatkan berat badan anak. Selain itu, intervensi spesifik juga dilakukan pada balita yang mengalami masalah gizi: 868 balita yang tergolong underweight, 1.555 balita mengalami wasting, dan 2.171 balita stunted telah diberikan perhatian khusus.

Tidak hanya itu, ibu hamil dengan Risiko Tinggi Kekurangan Energi Kronis (KEK) juga menjadi fokus intervensi, di mana sebanyak 2.685 ibu hamil telah teridentifikasi dan menerima layanan untuk meningkatkan status gizi mereka. Intervensi ini sangat penting, mengingat status gizi ibu hamil dapat berpengaruh langsung terhadap kesehatan dan perkembangan anak yang dilahirkan.

Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn, sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara sekaligus narasumber dalam rakor ini, menjelaskan bahwa survei ini tidak hanya bertujuan untuk mengukur status gizi balita, tetapi juga untuk mendapatkan informasi mengenai capaian indikator intervensi gizi spesifik dan sensitif. Data yang diperoleh akan mencakup akses pangan, pola asuh, kesehatan lingkungan, akses pelayanan kesehatan, serta faktor sosial ekonomi lainnya.

Lebih lanjut, Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara telah melakukan rakor di tingkat provinsi dan melanjutkan dengan koordinasi teknis melalui grup WhatsApp “Pengawal SSGI 2024”, yang beranggotakan Kepala Dinas Kesehatan, tim Dinkes, Kepala Puskesmas, serta petugas gizi dan bidan desa di 77 BS.

Untuk memastikan pelaksanaan SSGI berjalan dengan baik, perlu dilakukan rapat koordinasi dengan Tim TPPS Kabupaten Jepara. Rapat ini bertujuan untuk: a. Memastikan data pengukuran dan penimbangan balita dilakukan oleh tenaga kesehatan di setiap kabupaten/kota. b. Mencermati Blok Sensus (BS) perkotaan dan pedesaan hingga tingkat RT dan RW. c. Mengoptimalkan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal sesuai dengan status gizi. d. Melakukan monitoring mingguan terhadap hasil intervensi PMT lokal pada balita. e. Melakukan pendampingan bagi balita bermasalah gizi dengan penyakit penyerta. f. Mengoptimalkan sumber anggaran dari pusat/provinsi dan CSR untuk intervensi gizi. g. Mengoptimalkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam memantau dan mengedukasi pemberian makanan tambahan serta pola asuh balita.

Dengan semangat kebersamaan dan kerja keras dari seluruh elemen pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Kabupaten Jepara berkomitmen untuk menyukseskan SSGI 2024, demi masa depan anak-anak yang lebih sehat dan sejahtera.

Hadepe -Asrori