Subkoordinator Pengendalian Mutu SMP Wuriyanto dalam temu teknik seleksi FTBI jenjang tingkat Kabupaten Jepara di Disdikpora pada 17 September 2024. Foto: Disdikpora

JEPARA(SUARABARU.ID) – Keinginan Kabupaten Jepara untuk mempertahankan gelar juara umum Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Tengah, ternyata ditunjang dengan antusiasme siswa dalam melestarikan bahasa Jawa. Hal itu terungkap dalam temu teknik seleksi FTBI jenjang SMP tingkat Kabupaten Jepara pada Selasa (17/9/2024). Kegiatan yang dipimpin Kepala Bidang SMP Ahmad Nurrofiq itu, berlangsung di aula I Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga  (Disdikpora) Kabupaten Jepara.

Ahmad Nurrofiq mengatakan, pada FTBI tahun lalu Jepara menjadi juara umum setelah mengumpulkan 7 gelar juara, masing-masing 4 dari jenjang SD dan 3 dari jenjang SMP. Tahun ini, dia berharap wakil yang terpilih mewakili Jepara maju ke FTBI tingkat provinsi, benar-benar siswa terbaik dari “Kota Ukir”.

Kabid SMP Ahmad Nurrofiq bersama para juri

“Maka kami mengundang juri profesional untuk memberi penilaian objektif,” kata Nurrofiq dalam pertemuan yang diikuti perwakilan SMP negeri dan swasta se-Kabupaten Jepara.

Seleksi FTBI tingkat Kabupaten Jepara, kata Nurrofiq, akan berlangsung di SMPN 3 Jepara pada Kamis, 19 September 2024. Juara masing-masing kategori pada seluruh cabang lomba, akan mewakili Jepara maju ke FTBI tingkat Provinsi Jawa Tengah.

“FTBI tingkat provinsi berlangsung bulan depan di Ono Joglo, Jepara. Kita menjadi tuan rumah juga karena tahun lalu menjadi juara umum,” tandas Nurrofiq.

para guru calon pendamping peserta FTBI

Subkoordinator Pengendalian Mutu SMP Wuriyanto mengatakan, dalam FTBI tahun ini, terdapat tujuh cabang lomba yang dipertandingkan di jenjang SMP, masing-masing dalam kategori putra dan putri.

“Jumlah pesertanya luar biasa, totalnya mencapai 444,” kata Wuriyanto.

Dari tujuh cabang lomba, peserta terbanyak ada di cabang lomba maca geguritan sebanyak 85 peserta  terdiri dari 33 putra dan 52 putri. Berikutnya membaca dan menulis huruf Jawa diikuti 82 (32 putra dan 50 putri), menulis cerkak sebanyak 68 peserta (25 dan 43), dan sesorah 60 (24 dan 36). Selanjutnya  mendongeng diikuti 56 peserta (25 dan 31), nembang macapat 48 (21 dan 27), dan ndhagel ijen (melawak tunggal) 45 peserta (27 dan 18).

Hadepe