JEPARA (SUARABARU.ID)- Menjelang perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) 27 Nopember 2024, Ketua bidang hukum, politik dan pemerintahan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jepara KH. Zaenuri Toha menyerukan kepada warga nahdliyyin agar mencermati “man wara’a” dan “maa wara’a” setiap pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.

Idarohan Jumat Pahing, MWC NU Tahunan.

Hal ini disampaikan Kiai Zaenuri dalam sambutan pengarahan sosialisasi Haul Massal dan Idaroh Jum’at Pahing Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Tahunan di serambi Masjid Baitul Muqorrobin Desa Tahunan Jepara pada Jum’at, 23 Agustus 2024 kemarin.

Dihadapan ratusan pengurus MWC NU Tahunan, pengurus ranting NU se-Kecamatan Tahunan dan badan otonom NU serta lembaga NU, Kiai Zaenuri mengingatkan pentingnya khittah nahdliyyah 1926.

“Sesuai amanat khitthah, secara kelembagaan, jam’iyyah NU harus netral dan menjaga jarak yang sama terhadap partai politik maupun kontestan pilkada”, kata Kiai Zaenuri.

“Namun, secara pribadi, warga nahdliyyin mempunyai hak politik yang harus dihormati dan tidak boleh diarahkan ataupun dipaksa untuk memilih calon tertentu”, ucap Kiai Zainuri.

Ia yakin, seluruh pengurus NU baik di tingkat cabang, tingkat MWC maupun tingkat ranting sudah memahami makna khitthah 1926.

Terkait Pilkada Jepara, Kiai Zaenuri mengingatkan agar warga NU mencermati dan memahami “man wara’a” dan “maa wara’a” dari setiap pasangan calon.

“Pengurus NU harus cermat membaca siapa-siapa yang ada di balik setiap pasangan calon, visi-misi dan rencana program kerjanya, serta tidak mudah terpengaruh adanya money politik”, tegas Kiai Zaenuri.

“Pemimpin yang memiliki kultur NU, berasal dari kalangan NU, memahami kebutuhan warga NU, pesantren, madrasah diniyah, TPQ, guru ngaji dan kiai kampung sebaiknya lebih diutamakan daripada yang lain”, seru Kiai Zaenuri.

Sementara itu, Rais Syuriyah MWC NU Tahunan KH. Aly Masykur mengingatkan jajaran MWC NU Tahunan, Badan Otonom NU dan seluruh PRNU se-Kecamatan Tahunan agar senantiasa mengingat hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim.

“Pada setiap kesempatan, saya akan terus mengutip hadits Nabi yang menyitir bahwa rakyat tidak akan binasa sekalipun zalim dan jahat, dengan catatan Pemerintah memberi petunjuk dan mendapat petunjuk. Tetapi rakyat akan celaka sekalipun memberi petunjuk dan mendapat petunjuk, jika pemerintah bersikap zalim dan jahat” tutur Kiai Aly, yang juga pengasuh Pondok Pesantren API Mathlaul Anwar Bendansari Tahunan Jepara.

Untuk itu, Kiai Aly Masykur berharap agar seluruh warga NU berhati-hati dalam memilih pemimpin. Jangan sampai salah memilih pemimpin.

“Saya berharap kita semua tetap menjaga kondusifitas Jepara dan saling menghargai pilihan masing-masing”, pungkas Kiai Aly Masykur.

ua/zank