blank
Rektor USM Dr Supari ST MT (kiri), saat menjadi narasumber dalam Talkshow Rektor Menyapa, yang berlangsung di Studio Radio USM Jaya, Gedung N USM, Selasa (2/7/2024). Foto: dok/usm

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Rektor Universitas Semarang (USM), Dr Supari ST MT mengatakan, pihaknya tidak hanya merespons apa yang terjadi, tetapi juga menjadi institusi yang ikut menjadi penentu atau aktor perubahan.

”USM bukan hanya market driven yang disetir oleh kemauan masyarakat, tetapi justru yang termasuk menentukan mau dikemanakan masyarakat ini,” kata dia, saat menjadi narasumber dalam Talkshow Rektor Menyapa, yang berlangsung di Studio Radio USM Jaya, Gedung N USM, Selasa (2/7/2024).

Talkshow yang dipandu penyiar Radio USM Jaya, Redo Tanimbar dan Elsa Safira itu, mengangkat tema ’37 Tahun Universitas Semarang’. Dalam dialog yang berlangsung interaktif itu, banyak hal yang disampaikan Supari.

BACA JUGA: Mahasiswa Magister Hukum USM KKL di Mahkamah Konstitusi

”Saya setuju dengan pemikiran Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip, Prof Sudharto, bahwa perguruan tinggi tidak hanya berfikir dan bertindak untuk memenuhi kebutuhan pasar saja, atau istilahnya market driven. Namun harus menjadi pusat pemikiran dalam mengatasi persoalan lokal, Nasional, regional, maupun internasional,” ungkapnya.

Menurut dia, sumbangsih solusi terhadap persoalan itu sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu dengan memberikan pengabdian kepada masyarakat, yang tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja, namun juga dosen. Sehingga manfaatnya lebih dapat dirasakan masyarakat.

”Selain itu, selama 37 tahun berdiri, USM selalu berpikir terbuka, adaptif, bergerak lincah sekaligus waspada, menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi. Baik perubahan kultural masyarakat akibat kemajuan teknologi, maupun dinamika regulasi-regulasi diatas regulasinya USM,” ujarnya.

BACA JUGA: 85 Mahasiswa FTP USM Ikuti Pelatihan di PT Sriboga

Ditambahkannya, USM telah melakukan berbagai upaya. Antara lain, mengembangkan sistem informasi terpadu, sisten penunjang proses belajar mengajar, publikasi dan hubungan masyarakat.

Ada juga sistem penerimaan mahasiswa baru, penjaminan mutu, serta pengembangan networking dengan mitra-mitra internasional, termasuk tranformasi sistem penganggaran.

”Kami berpendapat, saat ini adik-adik tidak bisa hidup tanpa HP. Disamping masih memberdayakan media cetak, radio, TV, kita ada News Pool, Humas yang diseriusi untuk menyikapi perubahan kultur di masyarakat dengan medsos. Sering saya sampaikan, ciptakan suasana kondusif untuk menumbuhkan kreativitas,” ucapnya.

BACA JUGA: Pelaku Curas di Wonosobo Lukai dan Bawa Kabur Motor Korban

Dalam talkshow itu, Supari mengaku sejak didirikan pada 1987 dengan nama Politeknik Semarang hingga 1993, bertransformasi menjadi Universitas Semarang, telah memiliki banyak capaian prestasi, dan menunjukkan peningkatan serta perkembangan.

Perkembangan itu mulai dari jumlah fakultas dan program studi, dan menambah dengan dosen yang berkompeten dibidangnya. USM juga memiliki 19 ribu mahasiswa aktif, dan hampir 50 ribu alumni, hingga percepatan pembangunan di segala lini, baik fisik maupun akademik, serta fasilitas lain yang kian bertambah.

Tak hanya itu, imbuhnya, USM telah memamerkan 13 paten hasil karya dosen USM, hingga mendirikannya Museum USM, yang berisi kumpulan cerita, dokumen, relief berdirinya kampus ini, pada puncak perayaan Dies Natalis Ke-37, tepatnya pada Selasa (25/6/2024) lalu.

”USM sudah 37 tahun berdiri, beroperasi dan makin konsen meningkatkan kualitasnya, termasuk kualitas kontribusinya dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, mari kita bekerja sama untuk meningkatkan kualitas, dan kesejahteraan kita bersama. Maka jangan ragu-ragu untuk bergabung di USM,” tandasnya.

Riyan