Tradisi Pager Gesek di Desa Srikandang Jepara.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Ada tradisi unik yang digelar masyarakat Desa Bangsri, Kabupaten Jepara. Tradisi yang rutin digelar dua tahun sekali ini dinamakan ‘Pager Gesek’.

“Tradisi Pager Gesek ini merupakan agenda dua tahunan yang dilakukan masyarakat Desa Srikandang, menurut leluhur yang sudah mendahului kita, pager adalah pagar”, kata Ahmad Shohib, Petinggi  Desa Srikandang, Rabo (03/7/2024).

Karnaval arak-arakan Pager Gesek.

“Pagar diartikan untuk memagari warga kita terhindar dari hal-hal yang negatif atau buruk dan juga sebaliknya yang namanya pagar adalah untuk memagari warga kita agar diberikan keselamatan, kesehatan, rezeki yang melimpah dalam kehidupan sehari-hari”, terang Shohib.

Tradisi Pager Gesek ini dilakukan setiap bulan Dzulhijjah. Dengan menggunakan mobil pick up yang berisi gunungan yang terbuat dari hasil bumi Desa Srikandang seperti sayuran, buah-buahan dan rempah rempah.

Arak-arakan yang dimulai dari lapangan balai Desa Srikandang, warga keliling desa dengan membawa gunungan diatas pick up, sesampai di titik akhir acara di depan balai desa, warga berebut gunungan sebagai simbol ngalap berkah.

Rebutan tumpeng.

“Ada 30 gunungan dalam arak-arakan kali ini, ada 1 gunungan khusus yang di buat oleh pemerintah desa, lengkap nasi tumpeng dengan lauk gesek ( gimbal ikan asin) yang berjejer yang disebut pager gesek, ” kata Ahmad Shohib.

Ahmad shohib menambahkan ” Peserta untuk tahun ini ada ribuan yang ikut, hampir semua warga yang ada di Srikandang ikut semua, ada 28 RT dan 10 RW, belum lagi lembaga desa seperti BPD dan LPMD membuat semua” imbuhnya.

Pelaksanaan tradisi Pager Gesek ini mendapatkan antusias tinggi dari warga, meskipun di tengah teriknya matahari tidak menyurutkan antusiasme warga.

Umrolatif (43) salah satu warga Srikandang yang ikut berebut gunungan usai di arak sangat bangga dan senang “Tadi rebutan dapet terong dapet buah, nanti sayurnya dimasak dirumah biar dapat berkah” ungkapnya.

“Alhamdulillah seneng dan sering ikut, setiap ada tradisi ini, saya ikut terus.” imbuh wanita yang akrab di sapa Umi tersebut.

ua/jam