blank
Peninjauan instalasi pengolahan limbah ternak di Sutopati, Kajoran, Kabupaten Magelang, hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Sarifudin, mengatakan bahwa kualitas air hujan lebih bagus dibanding air kemasan, air sumur maupun mata air. “Apalagi air hujan ketika dibarengi banyak petir. Ketika bledeknya gede-gede air hujan kualitasnya sangat luar biasa.

Itu langsung bisa diminum,” katanya dalam acara sosialisasi pengendalian pencemaran air di Kabupaten Magelang dan peninjauan instalasi pengolahan air limbah di Desa Sutopati, Kajoran, Kabupaten Magelang, hari ini (Kamis 23/23).

Disebutkan, di Sleman, Yogyakarta, ada Sekolah Air Hujan Banyu Bening. Mereka memanfaatkan air hujan. Ketika diuji, ternyata kualitas air hujan lebih bagus dibanding air sumur maupun mata air. Oleh karena itu sekolah tersebut mengedukasi masyarakat, kalau kita memanfaatkan air hujan tidak akan terjadi kekurangan air.

Imbauan dari sekolah tersebut, kata Sarifudin, ketika hujan lebat airnya ditampung untuk cadangan kemarau panjang. Kualitas airnya lebih bagus dari air kemasan, termasuk mata air di sekitar kita. Ketika dites hasilnya lebih bagus air hujan.

Berkenan dengan itu dia mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan kekurangan air ketika kemarau, pada musim hujan untuk menampung air. Jangan dibiarkan mengalir ke sungai dan laut. Itu bisa dimanfaatkan.

“Air hujan bisa langsung digunakan, atau kalau masih ragu bisa dimasak terlebih dahulu,” tuturnya.

Terkait bantuan instalasi pengolah air limbah, dia berterima kasih kepada Vita Ervina yang telah membantu program dari Dinas Lingkungan Hidup maupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka mengendalikan pencemaran air.

blank
Peserta sosialisasi berfoto bersama, hari ini. Foto: eko

Disampaikan, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kegiatan ekonomi, akan berdampak terhadap pelestarian lingkungan. Terutama terhadap air yang ada di sekitar kita.

Segala kegiatan akan membutuhkan air dan sisa kegiatan itu kalau tidak diolah dengan baik, limbahnya tetap akan mencemari.

Air menjadi masalah krusial. Di musim kemarau banyak desa yang membutuhkan bantuan air bersih. Karena mata air banyak yang mati, sehingga masyarakat mengalami kekurangan air bersih.

Membantu Masyarakat

Anggota DPR RI Vita Ervina berharap, bantuan tersebut bisa membantu masyarakat dalam pengendalian limbah ternak. Juga bisa membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa limbah pun masih bisa dimanfaatkan.

Bantuan dia berupa instalasi senilai Rp 130 juta. Tahun ini ada dua titik kegiatan dia. Yakni di Sutopati, Magelang dan Pondok Pesantren Bulus, Gebang, Purworejo senilai Rp 170 juta. Tahun kemarin dia melakukan kegiatan yang sama, khususnya untuk industri tahu di wilayah Kecamatan Borobudur, Magelang.

Menurut dia, ketika ada ternak, menghasilkan limbah. Sebaiknya limbahnya tidak terbuang begitu saja. Tetapi agar limbah bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.

“Kalau dibiarkan saja berpotensi mencemari air di sekitarnya,” katanya.

Dengan adanya instalasi pengolahan limbah, diharap mengurangi pencemaran.

Eko Priyono