blank
Ilustrasi. Reka: Wied

JC Tukiman Tarunasayogablank

TAHAPAN pendaftaran pasangan capres-cawapres oleh koalisi parpol, dilanjutkan verifikasinya dan berikutnya nanti penetapannya oleh KPU, pasti menimbulkan kekecewaan di sana-sini. Rasa kecewa ini “merata” terjadi di mana-mana: terjadi pada individu/perseorangan, kelompok, partai politik, dan lainnya.

Dari ribuan atau bahkan mungkin jutaan individu yang terlanda kecewa, terdapatlah beberapa orang yang kecewa karena jagonya gogrog, rontog, prithil, mrithili, utawa mrotholi.  Kata-kata inilah topik bahasan pekan ini.

Dalam Bahasa Jawa ada kata prothol. Akar kata prithil, mrithili, lan mrotholi, agaknya dari kata prothol yang di beberapa tempat berubah menjadi pothol, artinya lepas atau pun terlepas. Contohnya, “Wah……esuk-esuk untu ngarepku prothol siji” mengisahkan betapa di pagi-pagi buta tadi salah satu gigi depannya terlepas, tanggal.

Baca juga Clingkrik

Jika yang terlepas atau tanggal atau jatuh  itu jumlahnya relatif banyak, sebutlah beberapa butir bakal buah jambu air pada berjatuhan; umumnya orang menyebutnya: “Duhh….. jambuku mrotholi, mretheli, lan mrithili.” Maksudnya jelas, yakni jatuh entah satu-satu berjatuhannya, entah pula ada yang bareng-bareng.

Dalam hal ini banyak orang sering berseloroh: disebut mrotholi manakala yang berjatuhan barangnya gedhe, contohnya buah mangga; namun jika yang berjatuhan itu wujudnya kecil-kecil, orang mengatakannya mrithili atau pun mretheli.