blank
Sebuah pemandangan di Banjir Kanal Timur di daerah Tambakrejo, Semarang. Foto: Widiyartono

Oleh Marjonoblank

MIND SET kita sejak sekarang harus berubah terhadap sungai. Sungai adalah aset bukan beban. Karena kala sungai dioptimalkan fungsinya dan masyarakat sekitar diberdayakan bukan mustahil kesejahteraan teraih dan lingkungan terawat.

Seperti halnya dengan Kota Semarang yang punya sungai, yakni Sungai Banjir Kanal Timur dan Sungai Banjir Kanal Barat. Sungai yang disebut pertama sekarang sudah selesai penataan talut dan atau bantarannya, sedangkan sungai yang disebut terakhir segenap fasilitasnya sudah tersedia dengan baik.

Beberapa agenda seni budaya dan pariwisata acap digelar di kawasan Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) ini. Ada festival BKB sejak 2013, pameran UMKM, setiap akhir pekan digelar atraksi air mancur menari, lomba perahu hias, menerbangkan lampion yang sudah berganti menjadi larung lentera di atas air (water lantern), dan agenda pariwisata maupun kearifan lokal lainnya.

Perahu Niaga

Beberapa agenda festival sungai yang akan membuat awet usia sungai dan memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat, sebut saja Festival Serayu di Banjarnegara, Festival Bogowonto di Purworejo, festival Perahu Naga di Bantul, festival Kalisanga di Rembang, Festival Bengawan Solo di Surakarta, dan di luar Jawa, ada Parade perahu hias di Festival Bajo Pasakayyang Morowali, Festival Perahu Sandeq di Sulawesi Barat, Lomba Dayung di Kalimantan Tengah, karnaval perahu naga di Hongkong, dan lain-lain.

Ragam kompetisi di atas air ini menjadi magnet tersendiri bagi pengun-jung domestik maupun manca-negara. Dan tentu saja, sirkulasi ekonomi merembet di situ.

Pada tulisan ini barangkali hanya akan menyentuh destinasi wisata BKB yang telah menjadi ikon wisata baru di Kota Lumpia ini. Maka hari ini Kota Semarang juga sudah memulai. Ini sangat baik, karena ada spirit kebersamaan untuk menggali potensi yang kita miliki dan mengelolanya dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Apalagi kalau di sepanjang sungai BKB ini diadakan lomba dayung, untuk wisata selancar dll, dan kanan kiri tanggul untuk beragam kuliner lezat yang masih perlu ditataulang, sehingga berimpresi rapi, bersih, aman dan nyaman, yang akan menambah daya tarik wisatawan untuk selalu datang ke Semarang.

Wisata Berbasis Sungai

Karena itu, penulis hanya bisa berharap, pemerintah Kota Semarang lebih intens menggelar atraksi wisata berbasis sungai sebagai event regular tahunan yang selalu dinanti masyarakat. Atau bisa juga di BKB ini, di buat ragam event tetap bulanan, mingguan bahkan harian.

blank
Warga bermain balap merpati (burung dara) di Banjir Kanal Timur. Foto: Widiyartono R

Terjemahannya tidak harus berujung festival, tetapi bisa dalam bentuk live performance seni budaya. Jadi ada ruang ekspresi bagi para seniman, budayawan Jawa Tengah dan siapa pun yang punya passion memajukan kota dan menyejahterakan warganya bisa untuk gigi di sini.