blank
Ganjar menjadi pemain barongsai, saat menghadiri perayaan Imlek di Kelenteng Sam Poo Kong. Foto: hms

SUASANA harmoni tersaji, saat Pemimpin Vihara Mendut, Magelang, Bhante Pannavaro Mahathera, menyambut kedatangan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada 15 Agustus 2023 lalu. Di depan vihara, bhikku itu bersama warga sekitar menyilakan gubernur untuk singgah.

Ganjar sengaja mengunjungi Bhante Pannavaro Mahathera, usai ziarah ke makam Mbah Dalhar Watucongol, lalu sowan ke KH Machin Chudlori (Gus Machin), di Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, dan silaturahmi ke KH Agus Aly Qayshar, pengasuh Ponpes Darussalam Watucongol.

Kepada gubernur Jateng dua periode dan bulan depan akan mengakhiri jabatannya itu, Bhante bercerita banyak hal, khususnya terkait toleransi beragama di Magelang. Ganjar pun menerima buku darinya berjudul ‘Catatan dari Mendut’ dan ‘Bersahabat dengan Kehidupan’. Menurut dia, karyawan di Vihara Mendut semuanya Muslim, dan sudah dianggap seperti keluarga.

BACA JUGA: FH USM Gelar Lomba Debat Hukum

”Beliau mengajarkan kita tentang toleransi. Bagaimana cara kita menjaga negara bersama-sama. Saya senang dapat buku beliau, isinya tentang ceramah dan persepsi beliau, tentang bagaimana kita memahami perbedaan,” ujar Ganjar.

Menurut gubernur, toleransi beragama bukan hal yang baru bagi warga Nusantara. Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan, bahkan sudah dicontohkan sejak zaman nabi dan wali.

Tahun 2020, ketika memimpin Kirab Kebangsaan Merah Putih di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Semarang, yang dihadiri ulama Habib Luthfi bin Yahya, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, jajaran Forkompimda dan masyarakat dari berbagai suku, agama, ras dan golongan, gubernur menyampaikan pentingnya toleransi dan moderasi beragama.

BACA JUGA: PDIP Kudus Berangkatkan 623 Kader Ikuti Apel Siaga Deklarasi Capres Ganjar Pranowo

blank
Ganjar Pranowo saat mengunjungi Vihara Mendut di Magelang. Foto: hms

”Keberagaman itu sudah menjadi sunnatullah. Kebhinekaan di Tanah Air kita sudah termaktub di lauhul makhfudz. Maka para ulama telah mewanti-wanti, dahulukanlah adabmu sebelum kau junjung ilmumu,” kata Ganjar di hadapan ribuan peserta kirab.

Keberhasilan Ganjar Pranowo dalam merajut kerukunan dan toleransi umat beragama di Jateng telah diimplementasikan langsung. Semisal pada momentum perayaan Natal 2022, dia datangi sejumlah gereja di Kota Semarang bersama Forkopimda, TNI, Polri, FKUB, hingga perwakilan dari Kementerian Agama.

Ganjar juga pernah menerima rombongan dari Keuskupan Agung Semarang, perwakilan dari berbagai tokoh agama, juga turut serta penghayat kepercayaan di Jateng. Dalam forum diskusi kebangsaan, gubernur juga mengajak tokoh lintas agama bersatu melawan aksi radikalisme dan terorisme.

BACA JUGA: TNI-Polri Garda Terdepan Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Tak hanya itu, dia meminta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), untuk gencar memberikan visualisasi kerukunan antarumat beragama di Jateng kepada masyarakat luas.

Mengacu data dari Kementerian Agama, Indeks Kerukunan Umat Beragama di Jateng pada tahun 2022 mengalami peningkatan. Jika pada 2021 menyentuh angka 72,4, pada tahun 2022 terjadi peningkatan hingga mencapai 76,8. Data itu memperlihatkan kondisi yang rukun antarumat beragama, disertai bukti empiris di masyarakat, melalui kerja sama saling bergotong-royong, menggalang solidaritas antarumat beragama.

Ganjar pun mengapresiasi kinerja Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, yang telah menorehkan banyak prestasi, bahkan menjadi percontohan dalam hal kerukunan beragama.

BACA JUGA: Warga Bersama Bupati Wonosobo Gotong Royong Bangun Bendung Jimat

blank
Ganjar menerima para suster dalam Open House Idul Fitri 2023 lalu, di Kutoarjo. Foto: hms

Satu hal lagi yang menjadi sorotan Ganjar adalah, bagaimana cara Kanwil Kemenag mengelola kerukunan umat beragama melalui Gerakan Merah Marun (Menyemai Ramah untuk Indonesia Rukun).

Terkait gerakan itu, Pemprov Jateng dengan Kanwil Kemenag Jateng telah bersinergi. Ganjar sudah menerbitkan Pergub nomor 37 tahun 2022 tentang sinergitas penguatan kerukunan umat beragama di Jateng. Saat ini, sudah ada 19 desa yang mencari percontohan dari gerakan Merah Marun itu.

Jateng juga menerima Penghargaan Harmony Award dalam dua kategori, yakni Kategori Program/Kegiatan Kerukunan Umat Beragama (KUB) Inovatif, dan Kategori Respons Cepat terhadap Dinamika KUB,

BACA JUGA: Tiga Emas Bawa Jateng Sementara Memimpin Perolehan Medali

Kehidupan kerukunan antarumat beragama di Jateng, ternyata mendapat apresiasi dan rujukan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Timur. Bahkan, para pengurus FKUB Kaltim, bertemu langsung Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, untuk melakukan studi tiru kehidupan kerukunan dan moderasi beragama di Jateng.

Ini penanda provinsi yang dipimpin Ganjar, menjadi barometer nilai-nilai kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Ganjar pun membeberkan tips jitu dalam menjaga toleransi dan moderasi beragama di Jateng.

Dijelaskan dia, di Jateng telah dibentuk FKUB Muda. Tujuannya, untuk merawat perbedaan dengan cara-cara yang kekinian, sesuai dengan anak muda.

BACA JUGA: Mahasiswa KKN Unisri Ajarkan Kesadaran Aturan Berkendara di SDN 3 Babadan Boyolali

blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, memimpin diskusi pembinaan generasi muda lintas agama. Foto: hms

Ganjar menyebutkan, pentingnya komitmen menjaga keberagaman, agar seluruh masyarakat bisa mendapatkan ruang, waktu, ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, untuk dikerjakan di Jateng.

Dia pun mengapresiasi sejumlah daerah daerah di Jateng, yang juga mendapatkan penghargaan sebagai kota penuh toleransi. Seperti Kota Salatiga, Surakarta, Semarang, dan Magelang.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi menyampaikan, kehadirannya di Jateng ini, untuk belajar secara langsung kepada Ganjar, dalam mengelola perbedaan dan berbagai persoalan.

BACA JUGA: Mahasiswa KKN Unisri Ajarkan Ekonomi Kreatif untuk Tingkatkan Minat Wirausaha

”Salah satunya untuk belajar, karena kami menilai Pak Ganjar tangguh dalam mengelola perbedaan dengan luar biasa,” pujinya.

Menurutnya, Jateng yang memiliki jumlah penduduk 37 juta orang, bila dibanding Kalimantan Timur yang hanya 3,7 juta orang, memang memerlukan pemimpin yang tangguh.

Tim SB