TERSEDIANYA energi yang bersih dan terjangkau, telah menjadi komitmen dan salah satu tujuan, dalam pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sejak memimpin Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo berhasil menerapkan green leadership, yaitu kepemimpinan berwawasan lingkungan yang adil secara sosial, dan adil secara ekologis.
Di tengah tren keberlanjutan (sustainability), yang menjadi isu penting bagi dunia usaha dan industri, Ganjar sangat concern terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).
BACA JUGA: Kecelakaan Kapal LCT di Perairan Karimun Jawa, 5 Korban dalam Pencarian
Dia pun berhasil mengoptimalkan EBT hingga ke desa-desa di Jateng. Beberapa potensi itu antara lain panas matahari, gas rawa, geothermal, angin, dan air, yang tersebar di banyak daerah di wilayah Jateng.
Data Dinas ESDM Jateng menyebutkan, lebih dari 2.300 desa di Jateng telah mandiri, dengan memanfaatkan energi terbarukan. Salah satu upayanya, dengan mendorong pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, atau solar panel.
Kebijakan Ganjar yang pro-lingkungan, mendapatkan dukungan positif dari kalangan industri di Jateng. Salah satunya, PT Tirta Investama Danone Aqua, Klaten. Melimpahnya energi matahari, dimanfaatkan korporasi yang menerapkan Blue Operations ini, dengan solar panel.
BACA JUGA: Doa Bersama Lintas Agama di Wonogiri, Juga Berharap Pemilu Berjalan Aman
Sebagai bagian dari Danone Group, Aqua Klaten mengusung target penggunaan energi listrik terbarukan, 100 persen pada 2030.
Tak hanya itu, menurut Stakeholder Relation Manager Aqua Klaten, Rama Zakaria, sebagai bentuk komitmen pilar energi dalam lingkup tanggung jawab sosial dan lingkungan, pihaknya turut mengembangkan EBT, melalui program kampung mandiri energi, di Desa Mundu.
Tantangan yang dihadapi masyarakat adalah kotoran sapi. Itu sebabnya, pendampingan yang dilakukan perusahaannya adalah, mengolah limpahan kotoran sapi menjadi pupuk dan biogas, yang bisa dimanfaatkan untuk memasak.
BACA JUGA: Usai Dilantik, Advokat LBH Rupadi Ini Berjanji Beri Bantuan Hukum Maksimal di Masyarakat
”Kami juga berkomitmen untuk menerapkan konsep ekonomi sirkular, sebagai solusi atas masalah sampah kemasan plastik di Indonesia, dengan konsep daur ulang,” ujar Rama, saat mengikuti zoom meeting Ekonomi Sirkular, belum lama berselang.
Menurut Ganjar, harus ada diversifikasi dan konservasi energi, dalam upaya mencapai kedaulatan energi di Jateng. PLTS menjadi salah satu alternatif mengembangkan EBT, di tengah kebutuhan energi yang meningkat, sementara sumber energi fosil semakin berkurang.
”Pemprov terus mengembangkan PLTS atap di Jateng, agar bisa memanen energi gratis yang diberikan Tuhan, untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat,” tandasnya.
BACA JUGA: Unimus Semarang dan PDM Kerjasama Buka Kelas Rombel Jepara Mulai Tahun Ajaran 2023/2024
Selain PLTS, Jateng mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro, dengan memanfaatkan aliran air namun berskala kecil, di Kabupaten Banyumas, Wonogiri, Kebumen, Batang, dan Temanggung. Contoh di Banyumas adalah PLTM yang, bersumber dari Sungai Logawa yang dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas 3 MW.
Keberhasilan Jateng mengembangkan EBT ternyata diapresiasi secara Nasional. Gubernur Ganjar diundang oleh Institute for Essentiol Services Reform (IESR), sebagai salah satu co-chair Civil20 (C20 Indonesia), untuk sharing keberhasilan pengembangan EBT dalam rangkaian acara G20 side event dan Energy Transition Working Group (ETWG) Meeting, di Bali, pada 2022 lalu.
Direktur Eksekutif IESR, Febby Tumiwa menyatakan, pengembangan EBT di Indonesia tidak bisa dilakukan tanpa ada komitmen kuat pemerintah pusat dan daerah. Dan Jateng dalam kepemimpinan Ganjar Pranowo, berkomitmen penuh terkait hal itu.
BACA JUGA: Tiga Tokoh Lintas Agama Kunjungi Girisonta, Ingin Tahu Tempat Pendidikan Calon Imam Katolik
”Komitmen Jawa Tengah dalam pengembangan EBT sangatlah kuat. Ini terbukti, bagaimana Jateng merencanakan pembangunan energi daerahnya. Dan di RPJMD-nya konsentrasi pada EBT. Ini pelajaran penting bagi daerah lain di Indonesia, dan harus dicontoh,” imbuhnya.
Selain itu, Jateng mengalokasikan anggaran untuk mendukung pengembangan EBT. Di mana daerah lain belum banyak yang melakukan itu.
Sirkular ekonomi yang diinisiasi Ganjar di Jateng, sejalan dengan arah pembangunan Indonesia untuk mencapai zero emission pada 2060 mendatang. Upaya Ganjar ini juga menekan emisi, yang ditargetkan berkurang 29 persen pada 2030 mendatang.
Tim SB