blank
Kepala Dikbud Kabupaten Wonogiri yang diwakili Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono (kiri), menyerahkan potongan tumpeng kepada Indro Ismoyo.(SB/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Untuk pertamakalinya pengetan adeging (peringatan berdirinya) Praja Mangkunegaran Ke 266, Jumat (17/3), diperingati di paseban (pendapa) Monumen Batu Gilang Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Ditandai dengan kenduri selamatan secara Kejawen, dengan juru doa Abdi Dalem dari Istana Mangkunegaran, Sudarno Abdul Rohim. Dirangkai dengan pemotongan tumpeng oleh Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Wonogiri yang diwakili Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono, untuk diserahkan kepada Indro Ismoyo.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pengukuhan berdirinya Paguyuban Kawula Mangkunegaran Kabupaten Wonogiri. Ditandai pemotongan tumpeng oleh Indro Ismoyo yang diserahkan kepada Ketua Paguyuban Kawula Mangkunegaran Wonogiri, R Paryoko Harry Soesilo.

Ikut hadir Anggota DPR-RI RNgt Hamida, Ketua Himpunan Keluarga Mangkunegaran Surya Sumirat (HKMNS) Cabang Selogiri, Mulyanto, Camat Selogiri, Sigit Purwanto, Kapolsek Selogiri AKP Agus Syamsudin serta Danramil-02 Kapten (Cba) Budi Waluyo.

Juga hadir Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Manyaran, Yusli, para Kepala Desa (Kades) se Kecamatan Selogiri, Sekretaris Pagyuban Dono Usodo beserta para anggota paguyuban yang hadir mengenakan busana Kejawen berkalung samir Pare Anom warna kuning kombinasi hijau.

Punggawa Baku

Ketua Paguyuban R Paryoko Harry Soesilo, menyatakan, akan menghimpun para trah (keluarga besar) Mangkunegaran yang ada di Kabupaten Wonogiri, termasuk para keturunan dari Punggawa Baku Kawan Dasa Jaya (40 prajurit utama) Pangeran Sambernyawa (RM Said atau KGPAA Mangkunegara I). Juga bertekad ngleluri (melestarikan) petilasan (tempat bersejarah) Mangkunegaran yang ada di Kabupaten Wonogiri.

blank
Ketua Paguyuban Kawula Mangkunegaran Kabupaten Wonogiri, R Paryoko Harry Soesilo (kedua dari kiri) menyampaikan sambutan dalam acara pengetan adeging Praja Mangkunegaran Ke-266 di Monumen Batu Gilang, Nglaroh, Selogiri, Wonogiri.(SB/Bambang Pur)

Ikut memberikan sambutan, Kepala Dikbud Wonogiri yang diwakili Kabid Kebudayaan Eko Sunarsono, Camat Sigit Purwanto dan Indro Ismoyo.

Eko Sunarsono dan Sigit Purwanto, mengatakan, secara historis, Mangkunegaran dan Wonogiri tidak dapat terpisahkan. Pangeran Sambernyawa, dulu menjadikan Wonogiri sebagai basis berjuang melawan ketidakadilan keraton dan penjajah Belanda.

Sejarah embrio berdirinya pemerintahan di Wonogiri, dilakukan Pangeran Sambernyawa di Nglaroh, Selogiri, Wonogiri, dan itu dijadikan momentum historis Hari Jadi Kabupaten Wonogiri.

Dalam kesempatan itu, Indro Ismoyo, menyampaikan Sabdo Pangandika (sambutan) dari KGPAA Mangkunegara X.

Bambang Pur