Tentang ilmu, pendalamannya yang perlu waktu, untuk pengembangan pakai jurus menyelam sambil minum. Berdasarkan pengalaman ketemu teman-teman, yang jadi persoalan itu uang untuk bayar pelatihannya yang tidak ada.

Memang ada yang keberatan dengan harga sekian, karena takut rugi, tetapi ada juga yang tidak keberatan, namun uangnya memang tidak  ada, karena untuk makan saja mereka kesulitan, solusinya?

Banyak jalan menuju roma. Ada yang lebih nekat lagi dibanding saya, yaitu belajar dengan cara yang super nekat. Mau belajar tenaga dalam, bermodalnya nekat pasang spanduk dan selebaran penerimaan siswa baru. Dan hasil yang didapatkan dari pendaftaran itu digunakan untuk pelatihan ke Pati.

Dalam banyak hal, kita perlu siasat jitu agar bisa ikut pelatihan, namun saya percaya kalau sudah ada niat dan memang sudah di restui takdir-Nya, selalu ada kemudahan.

Baca juga Terapi Kuburan

Saya sudah membuktikan hasil dari nekat itu apada akhir  tahun 70-an. Waktu itu saya kelas II SMA. Saya kagum dengan atraksi tenaga dalam. Di Pati kota, tak jauh dari saya kost, untuk bergabung dalam  pelatihan tenaga dalam itu untuk pendaftarannya Rp 12.500.

Uang sejumlah itu mungkin sekarang nilainya antara Rp 500.000. Karena saat itu tenaga dalam dianggap hal yang baru, saya nekat mau daftar. Saya sudah kalkulasi mau jual barang-barang pribadi saya. Ayah saya tahu kesungguhan saya lalu membayarkannya.

Saat latihan, guru dan pelatih tahu bahwa basic beladiri saya cukup, hingga oleh perguruan saya diminta menjadi asisten pelatih, bahkan diberi wewenang melatih atau membuka anak cabang di desa saya. Maka, bukan hanya uang yang saya dapat.

Pertemanan luas, bahkan ada senior (pejabat) yang memberi saya hadiah sepeda motor untuk operasional melatih. Man jadda wajada. Honor melatih saya belikan kamera, lalu saya punya dua anak buah yang foto keliling. Hasilnya lumayan, karena saat itu kamera dan foto masih termasuk barang langka.

Selalu saja ada satu celah untuk menemukan hal positif. Apalagi ditambah nekad. Kapan-kapan kalau kita ketemu, tolong saya dihipnosis biar bisa merasakan rasanya dihipnotis. Kalau belajar ilmu kebal, sebelumnya apakah minta dibacok dulu?

Kalau disuruh menghitung, sulit menghitungnya keuntungan dunia dan akhirat (insya Allah) yang sudah saya dapati dari belajar. Ada yang bilang, murid yang hobi gratisan itu besuk jika sudah jadi guru, maka dia juga akan pertemukan dengan murid yang hobinya sama, yaitu gratisan. Begitu halnya dengan murid yang bisa atau berani “menghargai” ilmunya.