blank
KB-TK Anak Cerdas bersama BBPJT, melakukan foto bersama, usai menggelar kegiatan Family Day, di Balairung BBPJT, Sabtu (28/1/2023). Foto: bbpjt

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak Anak Cerdas Ungaran, bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT), menggelar kegiatan Family Day, di Balairung BBPJT, Sabtu (28/1/2023). Acara ini dimaksudkan, untuk mengembangkan literasi budaya lokal, melalui permainan tradisional pada anak.

Kepala Sekolah KB dan TK Anak Cerdas, Dwi Susanti SS mengatakan, agenda Family Day ini merupakan penerapan dari semua bentuk pembelajaran, yang disimulasikan dalam permainan tradisional.

”Kegiatan ini secara efektif, menggabungkan antara intelegensi, fisik, dan mental, untuk tumbuh kembang anak dan membentuk rasa. Selain itu, agar anak memiliki dan mencintai budaya Nusantara,” kata Susanti di sela acara.

BACA JUGA: Pemkot Semarang Komitmen Percantik Wilayah Pelabuhan Tanjung Emas

Pada kegiatan itu, orang tua dan anak-anaknya dilibatkan secara langsung, dalam permainan tradisional yang digelar. Seperti ular naga, egrang batok, cublak-cublak suweng, bakiak kaki, engklek, dan jamuran.

”Penyelenggaraan kegiatan ini, juga berkaitan dengan implementasi Kurikulum Merdeka, dengan tema Aku Cinta Indonesia. Dengan pendampingan dari guru dan Duta Bahasa Jawa Tengah, kegiatan ini diikuti 300 peserta, yang terdiri dari siswa dan orang tua,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BBPJT, yang diwakili Koordinator KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum, Ika Inayati MLi menjelaskan, pengenalan permainan tradisional pada anak usia dini, sangat diperlukan. Anak-anak usia dini juga perlu dibiasakan menggunakan bahasa Jawa.

BACA JUGA: Dialog Lima Rektor Awali Rangkaian HPN 2023 PWI Jateng

”Mereka adalah tunas bahasa ibu, yang akan melestarikan keberadaan bahasa Jawa. Kegiatan ini sesuai dengan program Revitalisasi Bahasa Daerah Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah,” jelas Ika, yang juga penerjemah di BBPJT itu.

Dia menambahkan, di tengah perkembangan teknologi, acara seperti ini sangat membantu untuk menumbuhkan intelektual anak, dalam memahami permainan tradisional lokal. Selain itu, acara ini bisa menjalin hubungan yang lebih erat, serta membentuk komunikasi yang baik, antara anak, orang tua, dan guru pembimbing.

”Sekolah menghargai kelebihan yang dimiliki setiap anak. Anak tidak semua harus rangking satu. Mereka tidak semua harus pandai matematika, tapi bersosialisasi dan pandai bergaul juga dibutuhkan,” ujarnya.

Riyan