BLORA (SUARABARU.ID) – Penggunaan pupuk kimia yang berlangsung lama, dan dalam jumlah yang terus meningkat, mengakibatkan kondisi kesuburan tanah areal persawahan di wilayah Blora terus menurun.
Bahkan kini telah mengalami titik kritis dan rusak, yang berakibat pada menurunnya jumlah produksi tanaman padi dari tahun ke tahun.
Jumlah kegagalan panen padi pada tahun lalu (2022) akibat diserang hama gerek terus meluas di wilayah Blora.
Kondisi inilah yang membuat Haryanto, Ahli Formulasi Pupuk Organik Cair dari PT Adri Graha Group turun ke wilayah Blora, dengan tujuan untuk membantu petani, sekaligus memperbaiki kondisi kesuburan tanahnya.
“Kami prihatin mendengar banyak petani di wilayah Kedungtuban, yang mengalami gagal panen akibat hama yang menenggelamkan tanaman padi, di wilayah Kedungtuban, semua itu terjadi akibat kerusakan tanah oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan berlangsung lama,” ungkap Hariyanto kepada awak media pada Sabtu (14/1/2023).
Siap Tingkatkan Produksi
Berkaca dari kondisi tersebut, Hariyanto siap membantu para petani untuk mengembalikan kesuburan tanah, sekaligus meningkatkan produksi tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional.
Dengan mengedukasi petani untuk menggunakan pupuk organik cair yang dihasilkan oleh PT Adri Graha Group.
Dirinya juga mengungkapkan penggunaan pupuk organik cair (POC) produknya, mampu menekan biaya pengolahan lahan untuk pemupukan hingga 70% atau sekitar hanya mengeluarkan Rp. 1,5 Juta per hektar, biaya untuk pembelian pupuk cair organik.
“Dengan menggunakan pupuk organik cair kami, biaya pemupukan hanya mencapai Rp. 1,5 juta per hektar, ini jauh lebih hemat bila kita pakai pupuk yang biasa digunakan petani, dan hasilnya jauh lebih meningkat, dan tanah sawah kita lebih sehat, jadi siap meningkatkan hasil produksi tanaman pangan,” ungkap Hariyanto kembali.
Uji Coba Benih Padi
Selain untuk mengembangkan pupuk organik cair di lahan kritis sawah Blora, Hariyanto juga berkolaborasi dengan petani dari Desa Nglandeyan, Kecamatan Kedungtuban, Blora, untuk membantu Hadi, mengembangkan bibit padi Blora atau yang disebut PB 01, dengan melakukan ujicoba lahan demplot seluas 1 hektar di Desa Sidorejo, Kedungtuban.