blank
Ganjar Pranowo (tengah), berfoto bersama anggota Majelis Buddhayana Indonesia, yang mengundangnya untuk menjadi pembicara di acara Sarasehan dan Temu Karya Nasional 2022, di Mojokerto, Jatim, Rabu (28/12/2022). Foto: hms

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, diundang menjadi pembicara oleh Majelis Buddhayana Indonesia, di acara Sarasehan dan Temu Karya Nasional 2022, di Mojokerto, Jawa Timur, pada Rabu (28/12/2022) mendatang.

Panitia pelaksana acara, Frida Ferdiana, mengatakan, alasan Pemuda-pemudi Vihara Buddhayana Indonesia ini mengundang Ganjar, karena dianggap sebagai sosok yang tepat, dan bisa mengisi sesi tentang wawasan kebangsaan.

”Pak Ganjar itu menurut kami adalah sosok yang pas, untuk memberikan wawasan kebangsaan untuk kami pemuda-pemudi Buddhis. Sosoknya lebih dapat, lebih cocok,” kata Frida, usai pertemuannya dengan Ganjar, di rumah dinasnya, Puri Gedeh, Semarang, Senin (26/12/2022).

BACA JUGA: Semangat Kebersamaan untuk Antisipasi Ancaman Cuaca Ekstrem

Dia juga menyampaikan, acara ini nantinya akan diikuti secara luring, oleh sekitar 600 orang pemuda-pemudi Buddhis, yang datang dari 23 provinsi di Indonesia. Acara ini juga digelar secara hybrid, dan berlangsung mulai Rabu-Sabtu (28-31/12/2022).

Datang jauh dari Jatim, Frida senang bisa langsung menyampaikan undangannya ke Ganjar. Terlebih, dia bisa berdiskusi langsung tentang acara dan sharing ilmu dengan Gubernur Jateng dua periode itu.

”Pak Ganjar itu friendly banget. Beliau juga banyak sharing ke kita, nggak cuma yang kasual, tetapi beliau juga memberikan wawasan tentang bernegara dengan kita,” ujarnya.

BACA JUGA: Wapres Ma’ruf Amin Apresiasi Komitmen Jateng Fasilitasi UMKM

Sementara itu, Ganjar sendiri mengaku senang mendapat kunjungan dari pemuda-pemudi Buddhis se-Indonesia. Dari tema yang diangkat, jelas Ganjar, adalah wujud kepedulian anak muda terhadap kebangsaan.

”Saya didatangi jauh-jauh dari Jawa Timur sampai ke sini, berarti dia serius sekali untuk menyelenggarakan ini,” ucap Ganjar.

Mantan anggota DPR RI itu juga senang, dengan antusias pemuda-pemudi Buddhis, saat berdiskusi. Apalagi saat mendengar aksi-aksi konkret mereka, yang mewujudkan nilai Pancasila dan gotong-royong.

”Menurut saya, ini sudah mempraktikkan nilai Pancasila dengan baik, dan mereka mengajak diskusi dengan saya. Menurut saya, ini tantangan anak muda yang menarik untuk direspons,” tandasnya.

Riyan