blank
Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng). Foto: humas

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Elektablitas PDIP bisa meningkat signifikan jika mencapreskan Ganjar Pranowo. Sebaliknya, jika PDIP mencalonkan Puan Maharani, elektabilitas partai berlambang kepala banteng tersebut cenderung stabil bahkan menurun.

Hal tersebut terungkap berdasarkan survey terbaru dari Saiful Mujani Research Consulting (SMRC)  terkait efek elektabilitas PDIP terhadap pencalonan presiden. Hasil tersebut sebagaimana dipaparkan dalam siaran youtube SMRC TV, Kamis (29/9).

Saiful Mujani mengatakan dalam surveynya, SMRC melakukan pertanyaan kontrol yang hasilnya 28 persen responden memilih PDIP. Namun,  jika PDIP mencalonkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, justru elektabilitas partai akan meningkat dari 28 persen menjadi 43 persen.

“Ganjar Pranowo akan sangat membantu mendongkrak elektabilitas PDIP hingga 43 persen,”kata Saiful.

Sementara, jika PDIP mencalonkan Puan Maharani sebagai calon presiden, responden yang akan memilih PDIP berkurang menjadi 25 persen. Artinya, Puan Maharani tidak meningkatkan elektabilitas PDIP, bahkan cenderung menurunkan.

“Mbak Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDIP, bahkan cenderung untuk menurunkan,”ujar Doktor lulusan Ohio State University, Amerika Serikat, tersebut.

Dalam eksperimen ketiga, jika yang dimajukan PDIP adalah Anies Baswedan, maka  ada 38 persen responden yang menyatakan akan memilih PDIP. Pun jika PDIP mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden, elektabiltas PDIP akan menjadi 35 persen.

“Anies juga lumayan punya kontribusi positif (terhadap peningkatan suara PDIP), walaupun tidak sekuat Ganjar” jelas Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Dari hasil survey tersebut, Saiful menjelaskan bahwa secara keseluruhan Ganjar memiliki pengaruh paling positif pada peningkatan suara PDIP, sekitar 14,7 persen, sementara pengaruh Anies Baswedan 9,9 persen, Prabowo 8,4 persen, sementara pengaruh Puan Maharani negatif.

Lebih jauh Saiful menyatakan bahwa suara PDIP sendiri tidak cukup menjadikan seorang calon menjadi presiden. Ganjar, menurut dia, bisa menarik suara dari gerbong politik lain. Anies dan Prabowo juga demikian. Setidak-tidaknya, menurut Saiful, mereka tidak mengancam suara PDIP jika PDIP mencalonkan mereka. Berbeda dengan Puan Maharani yang justru cenderung mengancam suara PDIP.

“Orang yang ada di PDIP pun bisa pergi jika Puan dipaksakan menjadi calon presiden,” pungkasnya.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.  Response rate sebesar 1053 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

Dalam studi eksperimental untuk menguji efek calon presiden terhadap PDIP, responden dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok (kontrol, treatment 1, treatment 2, treatment 3, dan treatment 4) dan setiap kelompok diberi satu pertanyaan yang berbeda dari kelompok yang lain.

Ali Bustomi